LSM SGI Dukung Keberadaan Pasar Desa Jabung Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi di Desa
Malang, Suarapecari.com – Pasar desa merupakan pusat ekonomi masyarakat yang tidak hanya menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga sarana interaksi sosial serta pengembangan ekonomi lokal. Namun, kondisi berbeda terjadi di Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Pasar desa yang dibangun dengan anggaran ratusan juta pada tahun 2023 kini sepi pedagang dan mengalami penurunan aktivitas ekonomi.
Pasar yang terletak di Dusun Boro, berbatasan langsung dengan Desa Gunungjati, awalnya disambut dengan antusias oleh warga. Namun, memasuki akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025 jumlah pedagang semakin berkurang, membuat pasar desa terlihat lesu.
Sekretaris Desa Jabung, Saifudin, menjelaskan bahwa pembangunan pasar desa ini dilakukan atas permintaan masyarakat melalui musyawarah desa. Pembangunan pasar menghabiskan anggaran sebesar Rp110 juta, sementara Rp41 juta digunakan untuk pavingisasi halaman pasar, yang semuanya bersumber dari Dana Desa tahun anggaran 2023.
“Awalnya, pembukaan pasar disambut antusias oleh masyarakat. Namun, ternyata merintis pasar desa tidak hanya membangun fisik infrastruktur pasar saja, melainkan butuh inovasi dan strategi yang tepat agar pasar tetap ramai dan berkembang,” ujar Saifudin saat ditemui di kantornya, Jumat kemarin (14/3).
Meski menghadapi tantangan, Pemerintah Desa Jabung tetap optimistis dan tengah mencari solusi agar pasar dapat kembali hidup serta menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes). “Kami terus berkonsultasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Bumdesma, hingga LSM yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan pasar desa,” tambahnya.
Sepinya Pasar Desa Jabung ini mendapat kritikan dari Abdul Manan. Mantan Sekretaris Desa Jabung yang kini aktif di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat ini menilai bahwa pembangunan pasar desa terkesan tidak terencana dengan baik.
“Pasar desa ini seolah hanya dibangun tanpa perencanaan matang. Dengan dana sebesar itu, harusnya pasar bisa lebih hidup. Saya sudah mencoba berdiskusi dengan pemerintah desa, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban yang jelas. Jika tidak ada tindakan konkret, kami akan membawa persoalan ini ke jalur hukum,” ujarnya dengan nada tegas.
Menanggapi hal tersebut, anggota LSM SGI menilai bahwa situasi ini masih wajar untuk pasar yang baru dirintis. Menurutnya, pedagang membutuhkan dukungan, baik dalam bentuk modal usaha maupun kebijakan yang lebih fleksibel.
“Pemerintah desa harus lebih cekatan dalam menggandeng stakeholder yang lebih luas agar ada solusi yang menguntungkan semua pihak. Lembaga kami siap membantu mencarikan solusi bagi pasar ini. LSM tidak hanya bertugas mengawasi, tetapi juga harus bisa menjadi mitra pemerintah dalam membangun ekonomi desa,” tegas Ahmad Dahri, (15/3)
Sementara itu, salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa keberadaan pasar desa sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, terutama warga Desa Jabung dan Desa Gunungjati.
“Kalau mau ke pasar besar itu jauh, jadi kalau pasar desa ini ramai pasti sangat membantu. Apalagi sekarang belum ada retribusi bagi pedagang, seharusnya ini jadi kesempatan untuk menarik lebih banyak orang. Mungkin yang jadi kendala adalah modal pedagang yang masih minim,” tuturnya.
Melihat kondisi pasar yang semakin sepi, Pemerintah Desa Jabung kini tengah merancang berbagai strategi agar pasar kembali ramai. Salah satu langkah yang direncanakan adalah menggandeng pelaku usaha lokal dan memberikan insentif bagi pedagang agar mau berjualan kembali.
Selain itu, pemerintah desa juga berencana mengadakan berbagai program untuk menarik minat masyarakat, seperti pasar murah, bazar UMKM, serta kerja sama dengan distributor kebutuhan pokok agar harga barang lebih kompetitif.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan pasar desa dapat kembali hidup dan benar-benar berfungsi sebagai pusat ekonomi masyarakat. Semua pihak, baik pemerintah desa, LSM, maupun warga, diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan pasar agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

