Pendidikan

Hardiknas di Banyuwangi: Kreativitas Pelajar Tumbuh Lewat Inovasi Teknologi dan Pendidikan Karakter

Kreativitas Pelajar Tumbuh Lewat Inovasi Teknologi dan Pendidikan Karakter

BANYUWANGI — Semangat kreativitas mewarnai peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Kabupaten Banyuwangi. Ratusan pelajar menampilkan beragam inovasi teknologi dan karya kreatif dalam upacara yang digelar di halaman Kantor Bupati Banyuwangi, Jumat (2/5/2025).

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyebut bahwa penguatan karakter dan kreativitas menjadi pondasi penting dalam sistem pendidikan Banyuwangi. Kolaborasi dengan sejumlah tokoh pendidikan nasional terus dilakukan, salah satunya melalui program Smart Gasing yang menggandeng Prof. Yohanes Surya untuk melatih guru dan siswa dalam memahami konsep sains secara menyenangkan.

“Alhamdulillah, anak-anak Banyuwangi tidak hanya menunjukkan prestasi akademik, tapi juga mampu berkreasi dan menciptakan inovasi yang bermanfaat. Banyak dari mereka yang bahkan telah menorehkan prestasi hingga tingkat internasional,” kata Ipuk.

Salah satu inovasi yang mencuri perhatian datang dari Farras Setyo Akbar, siswa kelas 8 SMPN 1 Banyuwangi. Ia menciptakan perangkat smart home berbasis suara yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi gempa dan kebakaran. Inovasi ini juga mendukung kendali jarak jauh melalui koneksi Internet of Things (IoT).

“Alat ini bisa mengontrol kipas, AC, lampu, hingga membuka pintu dan garasi hanya dengan perintah suara lewat Google Voice,” ujar Farras yang mengembangkan perangkat ini dalam waktu dua minggu melalui ekstrakurikuler robotika di sekolahnya.

Inovasi lainnya datang dari Rayhan Dwi, siswa kelas 11 Teknik Elektronika SMKN 1 Glagah. Ia memamerkan mesin 2D printing berbasis laser yang mampu memotong dan membentuk desain akrilik maupun triplek dengan tingkat akurasi hingga 95 persen.

“Mesin ini sangat efisien untuk membuat plakat, gantungan kunci, hingga piala dalam waktu kurang dari 10 menit,” ujar Rayhan bangga.

SMKN 1 Banyuwangi juga memperlihatkan berbagai karya inovatif lainnya, seperti Mesin Pencacah Pakan Ternak, Kompor Berbahan Bakar Oli Bekas, dan Mesin Penggilingan. Beberapa alat bahkan sudah dimanfaatkan masyarakat dan mulai dipasarkan.

Menurut Ipuk, pendidikan tidak semata mengejar nilai, tetapi juga harus membangun karakter dan keberanian untuk bereksplorasi.

“Seperti pesan Bapak Presiden, pendidikan adalah tentang membangun karakter dan kreativitas. Anak-anak harus didukung untuk berani mencari tahu dan belajar dari sekelilingnya. Ini adalah fondasi penting dalam mencetak generasi unggul,” ujarnya.

Ipuk juga mengajak semua pihak, mulai dari guru, orang tua, hingga komunitas, untuk terlibat aktif dalam membangun sistem pendidikan yang berpihak pada siswa.

Exit mobile version