Pendidikan

SMK Negeri Kalibaru Banyuwangi: Dari Perjuangan Warga, Kini Menjadi Sekolah Unggulan

SMK Negeri Kalibaru Banyuwangi

BANYUWANGI – Di jalur strategis penghubung Jember–Banyuwangi, berdiri sebuah lembaga pendidikan yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Kalibaru: SMK Negeri Kalibaru. Namun, tak banyak yang tahu bahwa sekolah ini lahir dari proses panjang penuh perjuangan dan semangat gotong royong lintas elemen masyarakat.

Berlokasi di atas lahan seluas 3 hektare, SMK Negeri Kalibaru dulunya menempati gedung bekas Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Blambangan Kalibaru, yang kemudian dipindahkan ke wilayah Licin, Kecamatan Glagah. Gedung lama sempat dimanfaatkan oleh SMEA Wiyata 2 milik KORPRI Banyuwangi.

Titik Awal: Tahun 2002 dan Lahirnya Harapan Baru

Tahun 2002 menjadi tonggak penting bagi masyarakat Kalibaru. Sejumlah tokoh lokal seperti Ir. Wahyudi (DPRD Banyuwangi), Rudy Suharto (LSM Maharani), Kepala Desa Kalibaru Wetan H. Arifin, SE, dan Camat Kalibaru Drs. Yunus Hamzah menginisiasi pendirian sekolah kejuruan baru di kawasan tersebut.

Mereka mengajukan proposal pendirian sekolah kepada Dinas Pendidikan dan Bupati Banyuwangi. Upaya ini membuahkan hasil dengan berdirinya SMK Negeri Kalibaru sebagai filial dari SMK Negeri Glagah.

Berdiri Mandiri dan Menapaki Jalan Berliku

Empat tahun berselang, sekolah ini resmi berdiri sebagai institusi mandiri dengan tiga jurusan awal: Ekonomi, Perikanan, dan Peternakan. Pada angkatan perdana, sekolah menerima 63 siswa. Namun, hanya 13 siswa yang lulus pada ujian akhir.

Kondisi itu tak membuat patah semangat. Berkat intervensi dan dukungan Kepala SMK Negeri Glagah, Drs. H. Sabari, M.Pd, diadakan ujian ulang yang akhirnya meluluskan seluruh siswa angkatan pertama.

Perkembangan Pesat dan Kepemimpinan Penuh Dedikasi

Kini, SMK Negeri Kalibaru terus berkembang pesat. Di bawah kepemimpinan Drs. Gatot Kurnianta, MM, yang dikenal tegas dan disiplin, sekolah ini memiliki delapan jurusan aktif dan jumlah siswa mencapai 1.400 orang, didukung oleh sekitar 100 tenaga pendidik dan staf.

Kedisiplinan dan semangat perbaikan terus dilakukan demi menjadikan sekolah ini sebagai lembaga pendidikan yang relevan dan unggul di wilayah Banyuwangi bagian barat.

Kenangan Perjuangan: Suara dari Para Penggagas

Dalam wawancara khusus pada Minggu (1/6/2025), Rudy Suharto, tokoh masyarakat sekaligus penggagas pendirian sekolah, mengenang perjuangan awal membentuk SMK Negeri Kalibaru.

“Waktu itu, banyak anak muda Kalibaru tidak melanjutkan sekolah karena biaya dan akses. Kami melihat urgensi pendidikan kejuruan yang terjangkau. Maka kami berinisiatif mengajukan proposal meski penuh tantangan,” ujarnya.

Rudy juga mengisahkan masa-masa awal yang serba terbatas namun penuh semangat.

“Gedungnya bekas, kursi seadanya, tapi semangat anak-anak luar biasa. Kami sempat kecewa saat hanya 13 dari 63 siswa yang lulus, tapi Pak Sabari membantu menggelar ujian ulang. Semua akhirnya lulus. Itu bentuk kepedulian yang luar biasa,” kenangnya haru.

Melihat perkembangan sekolah saat ini, Rudy merasa bangga:

“Kini SMK Negeri Kalibaru punya delapan jurusan dan ribuan siswa. Ini hasil dari gotong royong dan tekad kuat warga Kalibaru. Jangan lupakan sejarahnya,” tegasnya.

Exit mobile version