Basarnas Kerahkan Teknologi Pencarian Bawah Laut untuk Mendeteksi KMP Tunu Pratama Jaya, 29 Penumpang Masih Hilang
BANYUWANGI – Upaya pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus dimaksimalkan oleh Tim SAR gabungan. Untuk mempercepat proses pencarian, Basarnas segera mendatangkan perangkat canggih pendeteksi bawah laut (underwater searching device) guna melacak keberadaan bangkai kapal yang diduga tenggelam di kedalaman sekitar 40–50 meter.
Perangkat tersebut meliputi magnetometer, sonar, dan berbagai sensor bawah laut yang akan dipasang di salah satu kapal unsur laut. Setelah tiba, alat ini akan digunakan dalam operasi pencarian dan pendalaman lokasi tenggelamnya kapal.
“Kami sudah minta peralatan ini untuk segera dibawa ke lokasi. Tim dari Distrik Navigasi sudah melakukan penyetelan, dan alat akan kami pasang ke alut laut milik kami. Besok akan langsung dilakukan operasi bawah laut bersama tim gabungan,” jelas Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, saat konferensi pers di Banyuwangi, Jumat (4/7/2025).
Pada hari kedua pencarian, Tim SAR belum menemukan korban baru. Hingga Jumat sore, tercatat 36 korban berhasil ditemukan, dengan rincian 30 selamat dan 6 meninggal dunia. Dari 30 korban selamat, 21 orang merupakan warga Banyuwangi, dan 9 lainnya asal Bali. Sementara 29 penumpang lainnya masih dalam pencarian.
Ribut menambahkan, cuaca hari ini cukup menyulitkan proses pencarian. Jarak pandang yang sebelumnya mencapai 10 kilometer menurun drastis menjadi hanya 3 kilometer. Tinggi gelombang juga meningkat hingga 2,5 meter, disertai perubahan signifikan pada arus bawah laut.
“Kondisi ini cukup menyulitkan operasi pencarian. Karena itu, kami akan memasuki fase operasi subsurface, atau pencarian bawah laut, menggunakan penyelaman dan alat khusus,” imbuhnya.
Dalam proses pendataan, Tim SAR juga mengklarifikasi dua nama korban yang sebelumnya diduga sama. Ternyata, Wahyudi dan Tri Wahyudi adalah dua individu berbeda yang sama-sama tercatat sebagai penumpang kapal.
Instruksi untuk mendatangkan teknologi bawah laut ini juga sejalan dengan arahan langsung dari Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, yang meminta agar pencarian dilakukan secara maksimal dan menyeluruh.
Sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana turut hadir dalam evaluasi operasi pencarian hari kedua di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI, Polri, BPBD, hingga relawan sipil tetap berkomitmen untuk menemukan korban dalam kondisi apa pun.
“Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia, agar 29 korban yang masih dalam pencarian bisa segera ditemukan dan dievakuasi,” tutup Ribut.


Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.