Banyuwangi Berbenah: Sentuhan Spesialis di Puskesmas, Layanan Kesehatan Ibu & Anak Makin Oke!
Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi terus berinovasi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya. Kali ini, Bupati Ipuk Fiestiandani membuat gebrakan dengan melibatkan dokter spesialis kandungan (Obgyn) dan anak langsung turun tangan “mengasuh” puskesmas-puskesmas di seluruh Banyuwangi melalui program Puskesmas Asuhan Spesialistik (PAS). Keren, kan?
Program ini menjawab tantangan peningkatan kapasitas tenaga medis di puskesmas, terutama dalam menangani persalinan dan kesehatan anak. Jadi, bayangkan, kamu periksa ke puskesmas, tapi dapat konsultasi layaknya di rumah sakit spesialis!
Gimana sih bentuknya? Jadi, para dokter spesialis ini akan memberikan pendampingan, konsultasi, bahkan siap memberikan arahan saat terjadi situasi darurat dalam proses persalinan. Minimal sebulan sekali, mereka bakal hadir di puskesmas untuk sharing ilmu dan pengalaman seputar masalah kesehatan ibu hamil dan bayi.
Total ada 38 dokter spesialis Obgyn dan anak dari berbagai rumah sakit di Banyuwangi, baik pemerintah maupun swasta, yang terlibat dalam program ini. Kolaborasi yang solid!
Bupati Ipuk menjelaskan, program ini bukan cuma soal meningkatkan kemampuan tenaga medis di puskesmas. Lebih dari itu, ia berharap pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayi di puskesmas bisa semakin berkualitas. “Dengan program ini, diharapkan kapasitas tenaga medis di Puskesmas semakin meningkat. Dengan demikian pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi di Puskemas juga semakin berkualitas,” ujarnya pada Sabtu (22/3/2025) kemarin.
Jejaring Kuat, Pelayanan Terintegrasi
Program PAS ini juga diharapkan bisa memperkuat jejaring atau kerjasama antar fasilitas layanan kesehatan. Bupati Ipuk menekankan pentingnya jejaring yang kuat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Puskesmas sebagai garda terdepan bertugas memberikan pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit). Sementara rumah sakit, sebagai tempat rujukan, bertanggung jawab pada pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
“Misalnya saat dilakukan rujukan oleh puskesmas, para dokter spesialis di RS sudah mengetahui diagnosa dan tindakan yang harus dilakukan karena sudah dilakukan konsultasi sebelumnya. Dengan demikian, risiko kematian yang mungkin terjadi karena keterlambatan penanganan dan rujukan bisa diminimalisir,” jelas Ipuk.
Dengan adanya konsultasi sebelumnya, dokter spesialis di rumah sakit sudah punya gambaran tentang kondisi pasien yang dirujuk. Jadi, penanganan bisa lebih cepat dan tepat, sehingga potensi risiko bisa ditekan.
Program Puskesmas Asuhan Spesialistik ini adalah langkah maju untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Banyuwangi. Semoga makin banyak daerah lain yang terinspirasi!

