Bimbingan Manasik Haji di Banyuwangi: Integrasi Spiritualitas dan Literasi Digital

bimbingan manasik haji, Bertempat di Aula Pondok Pesantren Darul Latif Ar Rosyid, Kabat

BANYUWANGI – Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kabat, Banyuwangi, menghadirkan terobosan baru dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, Jumat (25/4/2025). Bertempat di Aula Pondok Pesantren Darul Latif Ar Rosyid, kegiatan ini mengusung pendekatan edukatif yang mengintegrasikan aspek spiritual, pemahaman sejarah, hingga adaptasi terhadap teknologi digital.

Kepala KUA Kecamatan Kabat, H. Edy Sunaryo, menegaskan pentingnya memahami manasik haji secara utuh.
“Bimbingan manasik adalah pembekalan integral. Bukan hanya soal teknis ibadah, tetapi juga melibatkan dimensi spiritual, intelektual, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi,” ujarnya saat membuka acara.

Simulasi Praktik Langsung hingga Literasi Digital

Simulasi Praktik Langsung hingga Literasi Digital bagi Calon Jamaah Haji
Manasik Haji, Simulasi Praktik Langsung hingga Literasi Digital bagi Calon Jamaah Haji

Dalam sesi materi, Abdul Azis, Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi sekaligus pembimbing haji, membimbing jamaah secara praktis melalui simulasi langsung di halaman pesantren. Para calon jamaah dipandu memahami tahapan penting seperti niat ihram, thawaf, sa’i, hingga tahallul.

Sementara itu, Syafaat, ASN di Kementerian Agama Banyuwangi sekaligus mantan ketua kloter, membawakan materi seputar makna spiritual di balik kegiatan ziarah ke lokasi-lokasi suci seperti Masjid Quba, Bukit Uhud, dan Raudhah.
“Ziarah bukan hanya kunjungan biasa, melainkan ekspresi cinta dan penghormatan atas perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat,” jelas Syafaat.

Tak hanya itu, Syafaat juga mengenalkan penggunaan berbagai aplikasi digital yang mendukung kelancaran ibadah, seperti Haji dan Umrah, Haramain, serta layanan penerjemahan khutbah berbasis daring. Ia menekankan bahwa pemanfaatan teknologi, termasuk penggunaan Google Maps, sangat membantu jamaah mengantisipasi potensi disorientasi di tengah padatnya aktivitas di Tanah Suci.

“Transformasi digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah haji. Jamaah harus siap beradaptasi,” tambahnya.

Pengalaman Holistik untuk Jamaah

Dalam sesi tanya jawab, peserta juga mendapat informasi penting terkait tradisi salat jenazah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, yang rutin dilaksanakan setiap selesai salat fardhu.

Salah seorang peserta, Wahidni, menyampaikan apresiasinya terhadap pendekatan pembelajaran yang diberikan.
“Materinya sangat relevan. Penjelasan tentang aplikasi digital sangat membantu kami agar lebih siap saat di Tanah Suci,” ungkapnya.

Menjawab Tantangan Ibadah di Era Modern

Kegiatan manasik haji ini dinilai sebagai preseden baru dalam model pembinaan haji di Banyuwangi. Integrasi antara pembekalan spiritual, edukasi sejarah, dan literasi digital mencerminkan keseriusan Kementerian Agama dalam menyesuaikan layanan keagamaan dengan tantangan zaman.

Dengan pendekatan ini, para calon jamaah diharapkan lebih siap, tidak hanya secara lahiriah, namun juga batiniah, dalam menjalankan ibadah haji di era modern.

Manasik Haji Banyuwangi,Literasi digital jamaah haji,Pelatihan haji KUA Kabat,Bimbingan manasik haji 2025, Kesiapan ibadah haji modern,