KMSP2B Kritik Kegagalan Pembangunan Berkelanjutan di Banyuwangi

KMSP2B Kritik Kegagalan Pembangunan Berkelanjutan di Banyuwangi

Banyuwangi, suarapecari.com – Ketua Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pembangunan Berkelanjutan (KMSP2B), Kholili Abdul Ghani, menyatakan bahwa Terminal Pariwisata Terpadu (TPT) di Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi, menjadi bukti nyata kegagalan tata ruang pembangunan berkelanjutan di kota tersebut.

Proyek yang diharapkan menjadi pusat layanan pariwisata “one stop service” itu telah terbengkalai selama beberapa tahun terakhir.

“TPT Banyuwangi, yang seharusnya menjadi pusat oleh-oleh, sarana pariwisata, dan transportasi, kini hanya menyisakan puing-puing di tengah kota,” ujar Kholili dalam keterangannya kepada media, Rabu (29/5/2024).

Menurut Kholili, proyek yang didanai oleh APBD dan bahkan APBN tersebut tidak memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia juga meragukan keberhasilan proyek pembangunan Pasar Blambangan Banyuwangi tahun 2024, mengingat sejarah proyek-proyek sebelumnya yang mangkrak.

Kholili mengkritik berbagai proyek lain yang mengalami nasib serupa, termasuk Pasar Benculuk yang terbakar enam tahun lalu dan Gedung Juang yang tidak memberikan manfaat nyata bagi veteran.

Ia menilai pemerintah tidak peduli terhadap masyarakat, khususnya pelaku UMKM, meskipun anggaran yang dikeluarkan sangat besar.

“Apakah ini akan menciptakan puing-puing di tengah kota dan hanya menjadi bagian dari penderitaan rakyat kecil, khususnya pedagang kaki lima?” tanya Kholili.

Ia menyoroti kondisi terminal terpadu yang sebelumnya menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat, tetapi sekarang hanya menyisakan puing-puing. Banyak pedagang kecil kehilangan sumber penghidupan akibat proyek-proyek yang tidak tuntas ini.

“Program perencanaan pembangunan berkelanjutan Banyuwangi gagal dan tidak memiliki master plan yang jelas, hanya membuang-buang anggaran dan menambah penderitaan masyarakat kecil,” tegas Kholili.

Ia menuntut pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang berwenang, menyebut mereka sebagai pihak yang dzalim terhadap pedagang kecil.

Kholili mengajak semua pihak untuk melihat realita di lapangan, di mana banyak pedagang yang dulunya menempati terminal terpadu kini hidup dalam kesulitan akibat relokasi yang tidak memberikan solusi.

Kholili menutup pernyataannya dengan kritik tajam terhadap program-program pemerintah yang dinilainya tidak bermanfaat bagi masyarakat.