Densus 88/AT Gelar Dialog Kebangsaan dan Moderasi Beragama bersama Kantor Kemenag Banyuwangi
Banyuwangi, suarapecari.com – Menyambut Penyelengaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Denpasar-Bali beberapa bulan mendatang, Densus 88/Anti Teror Mabes Polri menggelar dialog kebangsaan dan Moderasi beragama, bersama Kantor Kementerian Agama (kemenag) Kabupaten Banyuwangi yang bertempat di Pendopo Shaba Swagata Banyuwangi, pada Rabu (21/09/2022).
Dialog yang dihadiri oleh para Penyuluh Agama, Kepala Madrasah Negeri dan Pengawas pada kantor Kemenag Banyuwangi itu, sebagai narasumber adalah Kompol.Agta Buana Putra, S.IK., dari Densus 88 /AT, dan Dr.H.Najih Arromadhoni dari MUI pusat.
Mewakili Bupati Banyuwangi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Muhammad Lutfi berpendapat bahwa dialog yang melibatkan semua penyuluh agama dari semua agama yang ada di Kabupaten Banyuwangi itu sangat bermanfaat sekaligus berharap dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, bukan hanya untuk menyambut KTT G-20 saja.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyuwangi, Dr. H. Moh.Amak Burhanudin menyampaikan, jika saat ini di KUA Kecamatan telah ada Rumah Moderasi yang salah satu kegiatannya adalah pertemuan rutin para Penyuluh Agama baik Islam, Katolik, Hindu, Kristen dan Budha yang ada diwilayah Kecamatan tersebut.
“Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi siap menolak faham intoleransi, radikalisme dan terorisme, serta siap mensukseskan G-20 di Bali,” ujarnya.
Amak juga menyampaikan keinginan kuat dari Kemenag Banyuwangi untuk berubah menjadi lebih baik dan sukses dibandingkan tahun sebelumnya, diantaranya dengan mensukseskan program penguatan moderasi beragama, baik dilingkungan madrasah, KUA dan sebagainya, dengan harapan dapat mendeteksi dan mengantisipasi titik-titik tertentu yang butuh untuk disikapi dan dilakukan koordinasi, agar tercipta situasi yang kondusif, serta membangun sinergi dengan masyarakat.
Dalam paparannya, Kompol Agta menjelaskan tentang strategi pencegahan terorisme dalam menghadapi KTT G-20, yang mengungkapkan tentang cikal bakal kasus terorisme di dunia hingga berimbas ke Indonesia, termasuk strategi yang dilancarkan beserta target dan tujuannya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini adalah sebagai bagian program terbuka dari Densus 88, agar dapat disinergikan dengan program pencegahan di masyarakat untuk mencapai Indonesia Zero Aksi Teror.
Dikesempatan itu Dr.H. Najih Arromadhoni atau Gus Najih dari Badan Pencegahan Intoleransi dan Terorisme (BPIT MUI) membuka memori masyarakat Banyuwangi tentang peristiwa Terorisme antara tahun 1991-1998 khususnya pada aksi ninja yang mengakibatkan 200 korban jiwa bahkan sejak tahun 1985 terorisme pun telah terjadi. “”Hal ini adalah persoalan global tidak khusus terjadi di Indonesia tetapi di negara besar seperti Amerika pun hal ini terjadi. Terorisme di Indonesia tidak hanya dimonopoli salah satu penganut agama saja tetapi juga beberapa penganut agamatuturnya.
Ada yang menarik dari sesi tanya jawab disampaikan oleh Suminto selaku ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) yang pernah menjabat anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi. Ia mengatakan bahwa tidak ada pemimpin negara yang tidak ingin negaranya aman. “”Setiap pemimpin mempunyai kelebihan masing-masing yang terpenting adalah menjaga kerukunan dalam kebhinekaan terutama di Kabupaten Banyuwangiujarnya
Dalam kesempatan itu juga dibacakan Ikrar Moderasi beragama yang dipimpin oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyuwangi isinya adalah sikap menolak paham intoleran paham radikalisme dan terorisme. (Wiy)
“
