Kementerian PUPR Alokasikan Rp200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi

Kementerian PUPR Alokasikan Rp200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi

Suara Pecari – Pasar Induk Banyuwangi, sebuah simbol perdagangan dan budaya yang bersejarah di Jawa Timur, bersiap untuk menjalani perubahan besar. Dengan dukungan anggaran sekitar Rp200 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pasar ini akan mengalami revitalisasi menyeluruh menjadi pusat perbelanjaan modern dan kawasan warisan budaya yang menarik.

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono, mengungkapkan bahwa proses relokasi pedagang akan dimulai pada rentang waktu 1 hingga 7 Mei mendatang. Persiapan telah dilakukan dengan menyediakan armada dan tenaga untuk memudahkan proses relokasi barang dagangan, termasuk pengemudi dan bahan bakar. Kendaraan-kendaraan tersebut akan siaga di area pasar selama proses relokasi.

“Proses relokasi ini akan dimulai 1 sampai 7 Mei mendatang, Pemkab juga menyiapkan armada untuk mobilisasi barang dagangan termasuk tenaga driver dan BBM-nya. Kendaraan ini akan standby di areal pasar selama proses relokasi,” kata Sekda Banyuwangi, Mujiono, Kamis (25/4).

Revitalisasi Pasar Banyuwangi direncanakan akan dimulai pada akhir Mei 2024. Pedagang akan direlokasi sementara ke Gedung Wanita Paramitha Kencana dan area sekitarnya selama proses revitalisasi. Pasar Banyuwangi akan diubah menjadi pusat perbelanjaan modern yang terintegrasi dengan warisan budaya lokal, termasuk Asrama Inggrisan yang dahulu merupakan kantor dagang Inggris.

Nanin Oktaviantie, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, mengungkapkan bahwa sekitar 352 pedagang akan direlokasi sesuai dengan zonasi yang telah ditentukan. Mereka akan menempati lokasi sesuai dengan jenis barang dagangan mereka, seperti area pangan basah, pangan kering siap saji, dan non-pangan. Proyek revitalisasi ini diperkirakan akan memakan waktu selama satu tahun.

Kesiapan areal relokasi saat ini telah mencapai 90 persen, dengan fasilitas seperti mushala, toilet, area parkir, dan instalasi listrik dan air yang sudah tersedia. Pedagang dipastikan akan mendapatkan fasilitas yang memadai untuk menjalankan usaha mereka dengan lancar.

Pasar Banyuwangi akan mengalami pemugaran dengan mempertahankan arsitektur khas Osing, Banyuwangi, dengan gedung utama yang terdiri dari dua lantai. Pasar akan dibagi menjadi beberapa area, termasuk pasar basah, pasar kering, area kuliner, dan dilengkapi dengan gedung parkir untuk memudahkan akses pengunjung.

Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi menjadi pusat perbelanjaan modern dan kawasan warisan budaya bukan hanya menguatkan infrastruktur dan perekonomian lokal, tetapi juga berperan dalam melestarikan warisan budaya yang kaya di daerah tersebut. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan potensi ekonomi dan budaya secara seimbang di seluruh Indonesia.