Proses Ritual Seblang Bakungan yang Penuh Makna

Proses Ritual Seblang Bakungan yang Penuh Makna

Banyuwangi, suarapecari.com – Desa/Kelurahan Bakungan, yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyimpan sebuah tradisi unik yang disebut ritual Seblang. Ritual ini tidak hanya sekadar pertunjukan seni tari, tetapi juga mengandung nilai-nilai keagamaan, simbolisme budaya, dan makna sosial yang dalam bagi masyarakat setempat.

Asal Usul dan Makna Nama Desa Bakungan

Desa Bakungan konon dibuka oleh pendatang dari Bali pada masa lalu. Nama “Bakungan” sendiri berasal dari banyaknya tanaman bakung yang tumbuh di sekitar desa ini. Tanaman bakung yang melimpah memberikan desa ini identitasnya yang khas dan menarik.

Ritual Seblang dilaksanakan setiap tahun, tepatnya satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha. Ritual ini dimulai dengan ziarah tokoh masyarakat ke makam leluhur, Buyut Witri, yang dianggap sebagai penjaga spiritual desa. Air suci diambil dari mata air di Watu Ulo untuk proses penyucian desa. Ritual dimulai dengan pembersihan setiap sudut desa menggunakan air suci ini, yang merupakan bagian dari persiapan untuk menjaga kebersihan dan kesucian selama acara.

Persiapan untuk ritual melibatkan berbagai persiapan seperti sabrang, ketan wingko, tumpeng, kinangan, dan bunga sejumlah 500 biji. Tumpeng takir dan boneka nini thowok, yang melambangkan kesuburan dan kejujuran, juga dipersiapkan sebagai simbol-simbol penting dalam ritual ini.

Hari berikutnya, ritual dilanjutkan dengan selametan, di mana seluruh warga desa berkumpul di depan rumah masing-masing. Makanan khas Banyuwangi seperti pecel pithik disajikan sebagai bagian dari ritual ini. Doa-doa khusus dalam bahasa Using dibacakan untuk memohon kesejahteraan dari penguasa jagat, sambil kemenyan dibakar untuk menciptakan atmosfer mistis yang menyertai ritual.

Pada malam hari, ritual dilanjutkan dengan prosesi yang lebih berfokus pada aspek spiritual dan perlindungan. Listrik di desa dipadamkan, dan warga berkeliling menggunakan obor untuk menyingkirkan roh jahat dari desa. Doa-doa keselamatan dibacakan di setiap pojok desa untuk menjaga keamanan dan keharmonisan.

Puncak dari ritual Seblang adalah penampilan tarian Seblang yang sangat khas. Penari Seblang, yang merupakan wanita lanjut usia yang dipilih berdasarkan wangsit (petunjuk Gaib) dari sesepuh atau leluhur melalui mimpi, mengenakan busana dan riasan khusus. Mereka membawa nyiru sebagai bagian dari perlengkapan tarian, yang merupakan simbol dari perpaduan spiritual dan budaya lokal.

Tarian Seblang sendiri tidak hanya sekadar hiburan atau pertunjukan seni belaka. Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna dan simbol tertentu yang mencerminkan kehidupan dan filosofi masyarakat Bakungan. Pemilihan lagu yang digunakan untuk mengiringi sang penari Seblang harus disetujui sang penari yang telah dirasuki roh leluhur. Tanda bahwa penari setuju adalah penari berdiri dan menari gemulai dengan arah yang berlawanan jarum jam. Jika tidak setuju, penari tidak akan berdiri dan memberi isyarat agar pengiring memainkan lagu lainnya. Biasanya, ada dua belas gending yang dibawakan untuk mengiringi penari Seblang. Dalam kepercayaan lokal, tarian ini juga diyakini dapat membersihkan desa dari hama dan hal buruk lainnya.

Sabung Ayam dan Adol Kembang, Bagian Tak terpisah dari ritual Seblang Bakungan

Sabung Ayam dan Adol Kembang, Bagian Tak terpisah dari ritual Seblang Bakungan
Sabung Ayam dan Adol Kembang, Bagian Tak terpisah dari ritual Seblang Bakungan

Selama jeda dalam tarian, sering kali diadakan pertunjukan sabung ayam, yang merupakan simbol perlawanan terhadap penjajah dalam konteks sejarah lokal. Adol kembang, atau penjualan bunga Dirma oleh para gadis dalam kebaya, juga merupakan bagian dari ritual ini. Menurut tradisi, bunga ini dapat mendatangkan keberuntungan. Bunga itu dijual oleh para gadis yang memakai kebaya. Masyarakat percaya bahwa jika membeli bunga tersebut, mereka akan mendapat keberuntungan. Ada kerpecayaan yang lain bahwa bunga tersebut dapat mempermudah jodoh. Jika ditanam di sawah, masyarakat percaya bahwa hasil panen akan bagus. Selain itu, ada juga yang percaya jika ditaruh ditempat uang rezeki, rezeki atau uang mereka bertambah.

Ritual Seblang di Desa Bakungan bukan hanya warisan budaya yang berharga, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial yang kuat. Masyarakat setempat percaya bahwa ritual ini adalah cara untuk menjaga harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan mereka. Dengan melibatkan berbagai elemen tradisional seperti doa, musik tradisional, tarian, dan simbol-simbol kultural, ritual Seblang menjadi bukti kekayaan dan keberlanjutan budaya lokal di tengah perubahan zaman.

Dengan demikian, ritual Seblang di Desa/Kelurahan Bakungan tidak hanya menjadi bagian dari sejarah dan identitas identitas masyarakat Bakungan, tetapi juga menjadi penanda penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.