Etape Pertama International Tour de Banyuwangi Ijen 2024 Menjadi Ajang Pembuktian Sprinter
Banyuwangi – Ajang bergengsi balap sepeda kelas dunia, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) resmi dimulai hari ini, Senin (22/7/2024), dengan para pembalap menghadapi etape pertama yang menantang. Start dimulai dari SMKN 2 Tegalsari, sebuah sekolah vokasi yang terletak di kawasan pondok pesantren, dan berakhir di kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, mencakup rute sepanjang 136,2 kilometer.
Pilihan lokasi start di SMKN 2 Tegalsari tidak hanya strategis secara logistik tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam bagi penyelenggara. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa keputusan tersebut sebagai upaya untuk memperkenalkan tradisi pesantren kepada ratusan pembalap dari berbagai negara. “Ini salah satu upaya mengkampanyekan nilai-nilai toleransi. Tradisi pesantren merupakan ikon pendidikan asli nusantara yang mempunyai sejarah panjang dalam menyemaikan nilai-nilai Islam yang penuh damai,” ujar Ipuk.
Selain itu, sesi sign-on sebelum start di SMKN 2 Tegalsari juga dimanfaatkan untuk mengenalkan budaya sarung di Indonesia kepada para rider internasional. Ipuk berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang olahraga tetapi juga sarana untuk memperkenalkan tradisi dan budaya-budaya nusantara kepada khalayak global. “Harapannya ini bisa memberikan kesan berbeda yang tidak mereka temukan saat mengikuti kompetisi serupa di negara lain,” tambah Ipuk.
Chairman ITdBI, Guntur Priambodo, mengungkapkan bahwa etape pertama ini akan menjadi tantangan bagi para sprinter karena didominasi oleh lintasan-lintasan flat. “Ada tiga titik sprint yang bisa dimanfaatkan para sprinter untuk memburu poin, yaitu di KM 42,4 Kalipahit, KM 66,8 Kantor Camat Srono, dan KM 97,2 Karangsari,” jelas Guntur.
Meskipun peluang terbesar ada pada pembalap sprinter, Guntur menegaskan bahwa semua pembalap memiliki peluang yang sama untuk meraih kemenangan pada etape pertama ini. Dengan demikian, International Tour de Banyuwangi Ijen 2024 diharapkan tidak hanya mempromosikan olahraga balap sepeda tetapi juga kekayaan budaya dan tradisi Indonesia ke panggung internasional.

