Festival Kopi Rakyat Kalibaru, Dorong Pemasaran dan Kualitas Kopi Banyuwangi
Banyuwangi – Kecamatan Kalibaru di Banyuwangi kembali menjadi sorotan dunia kopi dengan digelarnya Festival Kopi Rakyat, Kalibaru Kopi Fiesta, yang berlangsung dari Kamis hingga Sabtu, 1-3 Agustus 2024. Festival yang berlangsung selama tiga hari ini diadakan di dua sentra kopi utama, yaitu Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo.
Acara ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik, termasuk pameran produk UMKM kopi, sesi Public Cupping, serta diskusi publik. Dalam sesi Public Cupping, sebanyak 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal dinilai oleh para ahli untuk menguji kualitasnya.
Diskusi publik yang diadakan selama festival ini diikuti oleh petani kopi, pelaku UMKM, dan ahli kopi. Diskusi tersebut membahas berbagai topik terkait pengembangan kopi di Kalibaru, termasuk strategi pemasaran dan upaya peningkatan kualitas serta daya saing kopi lokal.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang hadir dalam festival tersebut, menyatakan, “Lewat festival ini, kami berharap identitas dan brand kopi Banyuwangi semakin kuat, sehingga peluang petani rakyat mendapatkan pasar juga makin terbuka.”
Festival Kopi Rakyat ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan di berbagai sentra kopi di Banyuwangi. Kecamatan Kalibaru, yang memiliki luas perkebunan kopi terluas kedua di Banyuwangi, mencapai 3.847 hektar, didominasi oleh jenis robusta dengan rata-rata produksi tahunan sebesar 4.256 ton. Sementara total luas perkebunan kopi rakyat di Banyuwangi mencapai 9.778 hektar dengan produksi tahunan mencapai 10.600 ton.
Bupati Ipuk berharap bahwa dengan jumlah produksi kopi rakyat yang signifikan, pemasarannya dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “Semoga lewat festival ini memperluas pasar mereka,” ujarnya.
Pemkab Banyuwangi juga telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan HAM dengan brand “Kopi Robusta Java Banyuwangi”. Ipuk menambahkan, “Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang akan melindungi ke-otentikan kopi robusta Banyuwangi.”
Selama festival, Ipuk juga mencicipi berbagai cita rasa kopi dari pegiat kopi lokal, termasuk kopi dengan merek X-Baroe yang dikelola oleh Muchamad Shodiq, seorang petani muda Kalibaru. Shodiq, yang juga merupakan peserta pelatihan menanam kopi dari Pemkab Banyuwangi, mengungkapkan harapannya, “Kami berharap festival ini dapat memperluas pemasaran kopi Kalibaru dan meningkatkan kesejahteraan kami sebagai petani.”
Pelatihan menanam dan memproses kopi yang diterima Shodiq dilakukan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, memberikan ilmu yang berharga dari hulu ke hilir.
Dengan berbagai kegiatan dan dukungan yang diberikan, Festival Kopi Rakyat Kalibaru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kopi Banyuwangi, memperkuat identitasnya di pasar, serta meningkatkan kesejahteraan petani kopi setempat.

