Kontestasi Gus Makki-Ali Ruchi, Akankah Merubah Peta Politik di Banyuwangi
Banyuwangi – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali membuat langkah strategis dengan mengusung pasangan Gus Makki-Ali Ruchi sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi. Kehadiran mereka di Pilkada Banyuwangi kali ini bukan hanya sekadar ajang kontestasi politik dalam pilkada, tetapi juga menimbulkan potensi untuk merubah peta politik yang selama ini didominasi oleh tokoh-tokoh lama.
Di tengah gemuruh sorakan para pendukung yang memadati halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, Gus Makki bersama Ali Ruchi resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati.
Didampingi oleh M. Ali Mahrus tokoh-tokoh penting PKB dan H. Ust Abdul Gofar serta para kiai, pendaftaran ini menandai babak baru dalam dinamika politik lokal yang sebelumnya stabil dengan dominasi partai besar lainnya.
Gus Makki dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki suara lantang dalam memperjuangkan isu-isu kebangsaan dan keberagaman. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Hidayah di Dusun Rayut, Desa Parijatah Kulon, Srono, Banyuwangi, Gus Makki adalah sosok yang dihormati dengan visi besar untuk memajukan Banyuwangi.
Ia pernah dinobatkan sebagai tokoh inspiratif oleh Radar Banyuwangi, khususnya dalam mempromosikan toleransi keberagaman. Dalam politik, Gus Makki aktif di PKB dan dikenal memiliki jaringan luas di kalangan kiai dan tokoh masyarakat.
Disampingnya ada Ali Ruchi dengan latar belakang yang berbeda tetapi saling melengkapi. Sebagai alumni Teknik Kelautan ITS Surabaya dan Magister Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Jember, Ali Ruchi memiliki pengalaman sebagai Birokrat, pernah di Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, dan saat ini masih bertugas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi.
Kombinasi latar belakang pesantren dan teknokrat ini dipandang sebagai formula baru dalam politik Banyuwangi yang menawarkan perubahan konkret, terutama di sektor ekonomi rakyat dan toleransi keberagaman.
“Kita butuh pemimpin yang bisa menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kesejahteraan rakyat kecil. Gus Makki dan Ali Ruchi adalah kombinasi yang tepat,” ungkap H Ust Abdul Gopar, salah satu ulama yang mendampingi pendaftaran, dengan penuh keyakinan
Pasangan ini berkomitmen untuk memperbaiki akses terhadap kebutuhan dasar masyarakat seperti pupuk dan sembako, serta memastikan pemerataan infrastruktur hingga ke pelosok desa. Gus Makki menekankan bahwa pendekatan mereka akan berbasis komunitas dengan dukungan kuat dari kiai dan warga NU serta masyarakat Banyuwangi sebagai modal utama pencalonan.
“Kami ingin diantarkan ke Pendopo oleh para kiai,” ujar Gus Makki dalam konferensi pers usai pendaftaran pilkada di KPU Banyuwangi (28/8), menunjukkan bahwa spiritualitas menjadi pilar penting dalam kampanye mereka.
Namun, jalan Gus Makki dan Ali Ruchi tidak sepenuhnya mulus. Meskipun dukungan dari PKB dan jaringan kiai NU memberikan mereka keuntungan awal, pasangan ini masih harus meyakinkan pemilih yang selama ini setia pada partai-partai lain. Persaingan diprediksi akan ketat, dengan beberapa tokoh lama yang sudah mapan di panggung politik Banyuwangi.
Bawaslu Banyuwangi, di bawah pimpinan Adrianus Yansen Pale, memastikan seluruh proses pendaftaran dan verifikasi berjalan sesuai dengan aturan. Pengawasan ketat dilakukan untuk menjaga integritas Pilkada, termasuk memantau potensi kecurangan atau pelanggaran prosedur.
Yansen menegaskan komitmen Bawaslu untuk menjaga proses ini tetap bersih dan transparan. “Kita harus menjaga integritas proses ini. Semua pasangan calon harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan demi terciptanya pemilihan yang adil dan setara,” kata Yansen.
Meskipun sempat terjadi perbedaan antara dokumen fisik dan digital pasangan Gus Makki dan Ali Ruchi, KPU Banyuwangi dengan sigap melakukan perbaikan sesuai rekomendasi Bawaslu, memastikan semua berkas lengkap dan sesuai prosedur.
Dengan dukungan kuat dari PKB dan jaringan kiai NU, Gus Makki dan Ali Ruchi diprediksi akan menjadi kuda hitam dalam Pilkada kali ini. Namun, apakah pasangan ini mampu mengubah peta politik Banyuwangi yang selama ini cenderung stag

