Bulog Sumut Kesulitan Serap Cadangan Beras Pemerintah Akibat Perbedaan Harga Pembelian
Medan — Perusahaan Umum Bulog wilayah Sumatera Utara (Sumut) menghadapi kendala dalam menyerap Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di tengah perbedaan harga yang signifikan antara harga pembelian yang ditetapkan pemerintah dan harga pasar di tingkat petani. Kepala Bulog Sumut, Arif Mandu, mengungkapkan bahwa pemerintah menetapkan harga pembelian beras sebesar Rp11.000 per kilogram, sementara harga di tingkat petani berkisar antara Rp12.500 hingga Rp13.500 per kilogram.
“Perbedaan harga ini menyebabkan kesulitan bagi Bulog untuk menyerap beras dari petani. Petani cenderung menjual beras mereka ke pasar dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik,” ujar Arif Mandu kepada awak media, Senin (9/9/2024).
Saat ini, stok beras di Bulog Sumut tercatat sebanyak 18.774 ton, yang terdiri dari 300 ton beras PSO (Public Service Obligation) CBP dan 17.774 ton beras komersial. Kendati begitu, Arif Mandu memastikan bahwa stok beras tersebut masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Sumut dalam waktu dekat.
Menanggapi masalah ini, Yuspahri Perangin-angin, Perencana Madya dari Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, menyarankan agar harga pembelian beras oleh Bulog disesuaikan dengan harga pasar. “Agar petani bisa mendapatkan keuntungan yang layak dan kesejahteraan mereka terjamin, terutama dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga,” jelasnya.
Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Indonesia, dengan proyeksi surplus beras sebesar 767.549 ton pada tahun 2024. Kendati demikian, kesenjangan harga antara pembelian pemerintah dan harga pasar menjadi tantangan besar dalam upaya menjaga cadangan beras nasional.

