Perbedaan Gondok dan Gondongan Menurut Ahli Medis
Jakarta – Gondok dan gondongan sering kali disalahartikan sebagai masalah kesehatan yang sama, namun kedua kondisi ini sebenarnya menyerang jaringan dan kelenjar yang berbeda. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes, Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, menjelaskan perbedaan mendasar antara kedua penyakit tersebut.
Gondongan, atau parotitis, terjadi ketika kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) terinfeksi virus, menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada bagian pipi dan rahang. “Pembengkakan ini biasanya disertai rasa nyeri dan panas akibat proses peradangan,” ungkap Wismandari, dikutip dari kompas (17/10). Gejala lain dari gondongan meliputi demam, lemas, sakit kepala, dan nyeri pada telinga yang semakin parah saat mengunyah atau berbicara.
Sementara itu, gondok terjadi akibat pembengkakan kelenjar tiroid, yang terletak di bagian depan leher dan bertanggung jawab untuk memproduksi hormon-hormon metabolisme. Penyebab gondok dapat meliputi infeksi bakteri, penyakit autoimun, atau terapi radiasi. “Ada beberapa jenis sakit tiroid yang dapat dilihat dari fungsinya yang terganggu atau bentuk fisiknya,” jelas Wismandari.
Gondok dapat mengakibatkan sejumlah gejala, termasuk penurunan atau kenaikan berat badan, gangguan tidur, dan benjolan pada area leher.
Dalam hal penanganan, Wismandari menekankan pentingnya pengobatan yang sesuai. Pasien dengan hipotiroid mungkin memerlukan obat pengganti hormon tiroid, sedangkan pasien dengan hipertiroid dapat diberi obat untuk menurunkan produksi hormon tiroid. “Opsi lainnya termasuk penghancuran sel-sel tiroid, operasi, dan terapi iodium radioaktif,” tambahnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan dan penanganan gondok dan gondongan, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat dalam menjaga kesehatan.

