Dialog Interaktif tentang Pekerja Migran Kurang Diminati Calon Pemimpin Banyuwangi
Banyuwangi – Dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Migrant Care di Hotel Aston Banyuwangi tentang isu Pekerja Migran Indonesia (PMI) kurang mendapat perhatian dari kandidat calon bupati dan wakil bupati. Dari sejumlah kandidat yang diundang, hanya calon wakil bupati nomor urut 2, Ali Ruchi, yang hadir, (17/10)
Ketua Migrant Care Banyuwangi, Siti Uut Rochimatin, menjelaskan bahwa tujuan dialog ini adalah untuk mengukur komitmen para kandidat terhadap isu pekerja migran melalui visi, misi, dan program yang diusung dalam Pilkada 2024. “Mengacu pada Banyuwangi yang merupakan salah satu daerah penyumbang PMI tertinggi di Tapal Kuda, kami berharap dialog ini dapat menarik perhatian,” ungkap Uut.
Uut menyayangkan banyaknya kandidat yang tidak hadir dan menilai bahwa isu pekerja migran mungkin dianggap tidak menarik di Banyuwangi. Ia juga menyoroti kurangnya pemahaman dari para kandidat mengenai kompleksitas masalah yang dihadapi pekerja migran. “Regulasi yang mengatur tentang pekerja migran di Banyuwangi masih lemah, dan banyak celah yang mendorong semakin banyaknya pekerja migran ilegal,” jelasnya.
Kekecewaan Uut semakin bertambah karena para kandidat yang tidak hadir juga tidak mengirimkan utusan sebagai pengganti. Menurutnya, banyak pekerja migran yang hadir sangat ingin mendengar komitmen dari setiap kandidat.
Sementara itu, Ali Ruchi mengungkapkan bahwa isu pekerja migran adalah hal baru baginya. Ia hadir dengan harapan untuk belajar dan mendapatkan masukan dari para praktisi di bidang ini. “Saya datang ke sini dengan jujur ingin banyak masukan. Mereka tahu lebih detail tentang isu pekerja migran, sehingga itu baik untuk kami dalam menyusun program yang lebih tepat sasaran,” kata Ali Ruchi.
Dalam diskusi, Ali Ruchi menerima masukan tentang perlunya revisi Perda 15 Tahun 2012, yang dinilai tidak menguntungkan bagi pekerja migran, terutama dalam hal jaminan sosial. Ia pun berjanji akan menindaklanjuti permintaan tersebut, menandakan niat baik untuk lebih memahami dan membantu masalah yang dihadapi oleh PMI di Banyuwangi.
Kondisi ini menyoroti perlunya perhatian lebih dari para kandidat terhadap isu pekerja migran, terutama mengingat tingginya angka PMI asal Banyuwangi.

