Gandrung Sewu: Festival Tari Kolosal Banyuwangi yang Menggema Hingga Mancanegara
Banyuwangi – Festival Gandrung Sewu Tahun 2024 kali ini mengangkat tema “Payung Agung” melambangkan keragaman budaya dengan menampilkan gerakan dan musik dari berbagai etnis di Banyuwangi yang terdiri dari etnis, seperti Suku Osing, Jawa, Bali, Mandar, dan Madura.
Gandrung Sewu yang secara harfiah berarti “seribu penari Gandrung,” telah menjadi ajang tahunan kebanggaan Banyuwangi dan ikon budaya yang mengundang perhatian internasional. Tahun 2024 ini di laksanakan pada Sabtu tanggal 26 Oktober pukul 13:00
Festival ini pertama kali digelar pada 2012 dan berlangsung di Pantai Boom Marina dengan ribuan penari yang mengenakan kostum tradisional, menampilkan tarian Gandrung sebagai simbol penghormatan dan rasa syukur kepada Dewi Sri atas panen berlimpah.
Tema yang Sarat Makna dan Filosofi
Setiap tahun, Gandrung Sewu mengangkat tema yang berbeda, memperkaya pengalaman budaya dan memperkuat nilai historis serta tradisi lokal.
Tema-tema seperti “Panji-Panji Sunangkoro” dan “Omprog: The Glory of Art” mencerminkan perlawanan masyarakat Osing terhadap penjajahan dan makna simbolis mahkota penari Gandrung. Pergantian tema ini bukan hanya menarik minat penonton, tetapi juga memperdalam pesan edukatif bagi generasi muda.
Sorotan Internasional dan Pariwisata Global
Gandrung Sewu tidak hanya populer di kalangan wisatawan domestik, tetapi juga telah menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional. Masuknya festival ini dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) menunjukkan pengakuan nasional dan memberikan akses promosi ke pasar global.
Banyuwangi juga berhasil mengombinasikan Festival Gandrung Sewu dengan acara internasional seperti Tour de Banyuwangi Ijen, memperkuat daya tarik wisata daerah bagi atlet dan penikmat budaya dari berbagai negara.
Penggerak Ekonomi dan Pelestari Budaya
Festival ini memberikan dampak signifikan bagi ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan dan keterlibatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Selama penyelenggaraan, berbagai produk lokal seperti kuliner khas dan kerajinan tangan dipromosikan, membantu masyarakat meningkatkan penghasilan. Lebih dari sekadar hiburan, Gandrung Sewu berperan sebagai motor penggerak ekonomi kreatif yang menyokong kesejahteraan masyarakat.
Adaptasi di Era Digital dan Masa Pandemi
Pada masa pandemi COVID-19, Gandrung Sewu bertransformasi ke format virtual untuk memastikan kelangsungannya.
Inovasi ini tidak hanya mempertahankan antusiasme penonton, tetapi juga memperluas jangkauan audiens hingga ke mancanegara. Festival ini membuktikan bahwa seni dan budaya dapat beradaptasi dengan teknologi modern tanpa kehilangan esensi tradisinya.
Masa Depan Festival Gandrung Sewu
Melalui festival ini, Banyuwangi tidak hanya memperkenalkan seni tradisional Gandrung kepada dunia tetapi juga menumbuhkan kebanggaan budaya di kalangan generasi muda.
Keberhasilan Gandrung Sewu menjadi bukti bahwa kolaborasi antara budaya, ekonomi, dan pariwisata dapat menciptakan dampak berkelanjutan. Di masa depan, festival ini diharapkan terus berkembang dan membawa nama Banyuwangi semakin dikenal di kancah internasional.
Dengan perpaduan antara tradisi, inovasi, dan promosi internasional, Festival Gandrung Sewu tidak sekadar menjadi perayaan tahunan, melainkan ikon budaya yang memperkuat identitas Banyuwangi sebagai destinasi wisata berkelas dunia

