Siami, Penenun Tradisional Suku Osing Banyuwangi yang Terakhir
Banyuwangi – Siami, penenun tradisional dari Suku Osing, kini dikenal sebagai satu-satunya generasi yang masih melestarikan seni tenun khas Banyuwangi. Menetap di Desa Jambesari, Kecamatan Giri, Siami telah mengabdikan hidupnya untuk mempertahankan tradisi menenun yang telah diwariskan turun-temurun sejak tahun 1965.
Siami merupakan generasi ketiga dalam keluarganya yang belajar menenun sejak usia dini, tepatnya saat ia mengenyam pendidikan sekolah dasar. Hingga kini, Siami tetap setia mengolah kain tenun dengan motif dan teknik khas suku Osing yang penuh nilai budaya. Karya-karya tenunannya tidak hanya memiliki keindahan, tetapi juga sarat dengan filosofi dan makna yang mendalam, mencerminkan kehidupan masyarakat Osing yang kental dengan adat dan tradisi.
Namun, di balik dedikasinya dalam melestarikan kebudayaan ini, Siami menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah kendala dalam penggunaan alat tenun. Alat tenun tradisional yang dimiliki Siami hanya boleh digunakan oleh satu orang, dan itu merupakan warisan keluarga yang harus diteruskan ke generasi berikutnya. Hal ini membuat proses pelestarian budaya menjadi lebih sulit, karena tidak ada lagi pihak lain yang dapat menggunakan alat tersebut.
Anaknya, Busana, yang kini menjadi menantu Siami, berupaya untuk melestarikan alat tenun tersebut dengan cara menduplikasi alat yang hampir punah. “Alhamdulillah, saya sudah mendapatkan bahan-bahannya, meskipun masih ada beberapa yang perlu dilengkapi, seperti sisir dan alat lainnya. Semoga tahun depan sudah bisa digunakan,” harap Busana dengan penuh optimisme.
Siami dan keluarganya tidak hanya berjuang untuk melestarikan tradisi menenun, tetapi juga untuk menjaga agar pengetahuan dan keterampilan ini tidak hilang begitu saja. Kendati sulit, semangat untuk terus meneruskan warisan budaya ini tetap menyala. “Kami ingin tenun ini terus ada dan diteruskan oleh generasi mendatang. Ini bukan hanya sekadar kain, tapi warisan budaya yang harus dijaga,” ujar Siami dengan penuh harap.
Perjuangan Siami dalam melestarikan seni tenun khas Osing ini telah menginspirasi banyak pihak. Ia menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan budaya lokal dapat bertahan, meski menghadapi tantangan besar, asalkan ada tekad dan semangat untuk melestarikannya. Dengan adanya upaya dari keluarga Siami, serta dukungan dari masyarakat, diharapkan tradisi tenun ini dapat terus hidup dan diwariskan ke generasi yang akan datang.

