Desa Kemiren Banyuwangi Raih Juara 2 Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024

Desa Kemiren Banyuwangi Raih Juara 2 Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024

Banyuwangi – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Banyuwangi. Desa Wisata Adat Osing Kemiren, yang terletak di Kecamatan Glagah, berhasil meraih juara 2 pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dalam kategori Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Penghargaan bergengsi ini diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI dan diserahkan di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu malam (17/11/2024).

Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Kami bersyukur desa-desa di Banyuwangi terus bangkit dengan keanekaragaman potensinya. Ada yang unggul di sektor pertanian, tata kelola pemerintahan, dan pariwisata, seperti Desa Kemiren ini yang berulang kali meraih penghargaan,” katanya.

Desa Kemiren dikenal sebagai basis Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi, yang kaya akan budaya dan tradisi. Desa ini memiliki daya tarik wisata yang lengkap, mulai dari keindahan alam, seni pertunjukan, hingga kebudayaan yang dilestarikan secara turun temurun. Pada 2021, Desa Kemiren telah memperoleh sertifikasi sebagai Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenpar.

Proses Seleksi Ketat dan Program Inovatif

Desa Kemiren harus bersaing dengan 6.016 desa wisata dari seluruh Indonesia. Setelah melalui proses kurasi ketat, desa ini masuk dalam jajaran 50 desa wisata terbaik. Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, menjelaskan bahwa desa ini berhasil meraih penghargaan ADWI 2024 karena penguatan ekosistem SDM yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian warga.

Berbagai program telah dijalankan, seperti pelatihan produksi UMKM, pendampingan legalitas lembaga, serta pelatihan energi terbarukan (biogas). Selain itu, pelatihan manajemen pariwisata bagi pemilik homestay dan pelaku usaha lainnya juga diberikan demi mendukung keberlanjutan usaha di desa tersebut.

“Hingga kini, di Desa Kemiren telah berdiri 40 homestay, dan jumlah UMKM yang telah mengantongi lisensi seperti PIRT, SNI, dan sertifikasi halal semakin bertambah. Peran perempuan juga menonjol dalam setiap kegiatan adat, dengan banyaknya atraksi seni yang digerakkan oleh perempuan,” papar Arifin.

Pariwisata Berbasis Komunitas

Desa Kemiren menerapkan konsep pariwisata berbasis komunitas, di mana banyak homestay didirikan oleh warga lokal dengan arsitektur khas Osing. Fasilitas umum seperti toilet hingga pelayanan publik berbasis digital melalui aplikasi Smart Kampung turut mendukung kenyamanan wisatawan. Berbagai daya tarik seperti Pasar Kampoeng Osing, warung Pesantogan Kemangi, dan rumah adat Osing menambah pengalaman wisata yang unik.

Kehadiran tarian Gandrung sebagai ikon pariwisata, serta atraksi budaya seperti burdah, angklung paglak, dan mocoan lontar yusup, memperkuat citra desa sebagai destinasi wisata yang kaya akan warisan budaya tak benda.