Program MENTARI Diharapkan Berikan Manfaat Jangka Panjang untuk Pelestarian Sumber Mata Air di Banyuwangi
Banyuwangi, suarapecari.com – Program Menjaga Mata Air (MENTARI) yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk memberikan dampak positif jangka panjang dalam pelestarian sumber mata air. Program ini fokus pada penanaman pohon MPTS (Multipurpose Tree Species) di sekitar sumber mata air dan sepanjang aliran sungai, dengan melibatkan seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa program MENTARI memiliki tujuan utama untuk memastikan keberlanjutan sumber mata air yang ada di Banyuwangi. “Dengan menanam pohon MPTS di sekitar sumber mata air, kami tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga menjaga stabilitas debit air yang sangat penting bagi ketersediaan air bersih masyarakat. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk generasi mendatang,” ujar Dwi Handayani. (18/12)
Sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan hidup, MENTARI bertujuan untuk mencegah kerusakan ekosistem yang dapat memicu terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir. Tanaman yang ditanam dalam program ini juga memiliki peran penting dalam menjaga kualitas tanah dan mencegah erosi, sehingga sumber mata air dapat terus terjaga keberadaannya.
Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2021, program MENTARI telah berhasil menanam ribuan pohon di dua lokasi strategis, yakni di Sumber Mata Air Jopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah dengan jumlah 6.000 pohon dan di Sumber Blimbing 3/DAM Londo, Desa Tamansari, Kecamatan Licin dengan 1.977 pohon. Penanaman pohon ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem di sekitar sumber mata air, yang pada gilirannya akan meningkatkan debit air dan menjaga ketersediaan air baku yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dwi Handayani menambahkan, “Program MENTARI ini bukan hanya sebuah upaya pelestarian sumber mata air, tetapi juga langkah proaktif untuk mengatasi masalah lingkungan yang lebih besar. Melalui penanaman pohon, kami mengurangi risiko kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu pasokan air bersih bagi masyarakat.”
Banyuwangi memiliki 348 sumber mata air yang tersebar di seluruh kabupaten, dengan debit terkecil 0,0020 m3/detik dan terbesar 0,2250 m3/detik. Keberadaan sumber mata air ini sangat vital untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. Namun, tanpa adanya program pelestarian yang berkelanjutan, debit air bisa menurun dan bahkan menyebabkan hilangnya sumber mata air tersebut. Oleh karena itu, keberlanjutan program MENTARI menjadi sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat Banyuwangi.
Selain itu, program MENTARI juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Banyuwangi, untuk mengoptimalkan peran serta penyandang disabilitas dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat secara luas, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam semakin meningkat.
Melalui upaya-upaya ini, Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi berharap dapat menciptakan sistem pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan dan memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

