123 Calon Siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi Gagal Daftar Ulang, Wali Murid Menangis dan Tuntut Keadilan
BANYUWANGI – Harapan ratusan calon siswa untuk menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Giri pupus seketika. Sebanyak 123 calon siswa yang sebelumnya mendapat notifikasi resmi diterima melalui jalur pemenuhan kuota Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), justru ditolak saat hendak melakukan registrasi ulang.
Kekecewaan dan kemarahan mewarnai halaman sekolah pada Selasa (1/7/2025). Pihak sekolah berdalih, kuota sudah penuh, dan menyebut adanya kesalahan sistem pada server SPMB.
Salah satu wali murid, Elizabeth Wulandari Widiastuti (52), tak mampu menahan tangis ketika menceritakan nasib putrinya. Semula, anaknya sangat bersemangat setelah dinyatakan lolos seleksi. Namun ketika tiba di sekolah untuk mendaftar ulang, ia langsung ditolak bahkan sebelum berkas diperiksa.
“Anak saya semangat sekali, kami sudah ke sekolah sejak pagi. Tapi belum apa-apa, langsung disuruh pulang. Katanya kuota penuh. Padahal di website SPMB jelas-jelas tertulis anak saya diterima secara sah,” tutur Elizabeth dengan suara bergetar.
Menurut Elizabeth, anaknya memiliki nilai akademik sangat baik, dengan rata-rata 8–9. Ia mendaftar melalui jalur domisili karena lokasi rumah yang hanya beberapa ratus meter dari sekolah.
“Kami ambil jalur domisili karena rumah di Kebalenan, dekat sekali. Anaknya pintar, rajin, dan bercita-cita jadi psikolog. Tapi hari ini semangatnya benar-benar hancur,” tambahnya.
Yang paling menyakitkan, lanjut Elizabeth, adalah karena hari itu merupakan hari terakhir pendaftaran ulang di seluruh SMA negeri, sementara PIN pendaftaran anaknya tidak bisa digunakan ke sekolah lain karena sudah terlanjur terikat dengan SMAN 1 Giri.
“Saya janda dengan tiga anak. Biaya sekolah di swasta terlalu berat. Saya cuma minta keadilan, kenapa anak saya yang sudah diterima, tiba-tiba ditolak mentah-mentah?,” keluhnya lirih.
Senada disampaikan oleh Titin, wali murid lainnya. Ia mengaku sudah semangat dari pagi mengantar anaknya ke sekolah untuk registrasi, tapi justru pulang dengan kecewa.
“Sudah capek, tenaga dan waktu habis, anak sudah semringah diterima. Tapi ternyata prank! Saya minta ini segera selesai hari ini. Anak saya butuh daftar ke SMK kalau gagal di sini, dan PIN-nya harus segera dipulihkan,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala SMAN 1 Giri, I Ketut Ranen, mengakui adanya kesalahan teknis pada sistem server penerimaan siswa baru. Ia menegaskan bahwa seluruh kuota di sekolahnya sudah terpenuhi, dan pihaknya tidak bisa menambah kursi lagi.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi, dan bisa dipastikan ini kesalahan sistem. Kami juga sudah meminta agar PIN milik 123 siswa itu dibuka kembali, supaya bisa digunakan untuk daftar ke sekolah lain,” jelas Ketut.
Namun Ketut mengaku tidak mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini.
“Saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab. Bukan kapasitas saya untuk menentukannya,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak juga telah merespons kejadian ini dan meminta sistem SPMB dihentikan sementara. Emil menegaskan akan memperjuangkan nasib para siswa yang menjadi korban sistem, dan memastikan solusi yang adil diberikan.


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.