Langkah Cepat Banyuwangi Bangun Masa Depan Perikanan Berkelanjutan
Banyuwangi. Baru beberapa hari dilantik sebagai Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra langsung tancap gas. Ia bergerak cepat melanjutkan program-program prioritas sembari merancang inovasi baru untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat pesisir.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kini tak hanya menyoroti sektor ekonomi dalam pembangunan perikanan, tapi juga menekankan pentingnya aspek sosial dan kelestarian lingkungan.
“Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan industri ini bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk keberlanjutan masa depan. Kami ingin memastikan masyarakat pesisir bisa hidup sejahtera dari laut yang tetap lestari,” ujar Suryono dalam pernyataan resminya, Rabu (16/4/2025).
Langkah nyata yang diambil di antaranya adalah pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Masyarakat pesisir didorong untuk aktif terlibat sebagai penggerak lokal.
Pemerintah turut menyediakan fasilitas pelatihan dan sarana budidaya ikan air tawar, seperti udang jenis panami, lele, nila, serta jenis ikan sungai lainnya. Tak hanya untuk meningkatkan produksi, pelatihan ini juga membentuk kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan perairan.
Komitmen terhadap pemberdayaan terus diperkuat lewat program Kampung Pemberdayaan Ikan Kecil. Sungai dan kolam-kolam alami yang selama ini terbengkalai kini dihidupkan kembali sebagai pusat budidaya. Pemerintah turut menyalurkan bantuan benih ikan, pakan, hingga pelatihan teknis agar masyarakat mampu mandiri dalam proses produksi.
Sementara itu, di sektor perikanan tangkap, tantangan masih dihadapi. Mayoritas nelayan Banyuwangi saat ini masih beroperasi di bawah batas 4 mil laut. Pemerintah pun mendorong perluasan area tangkap hingga 12 mil laut.
Untuk mendukung langkah ini, dua kapal hasil sitaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan telah disiapkan. Kapal berkapasitas di atas 30 Gross Ton (GT) itu diharapkan mampu meningkatkan jangkauan nelayan serta kapasitas hasil tangkapan.
Meski begitu, sejumlah pekerjaan rumah masih menanti. Di antaranya adalah pembentukan koperasi nelayan, pengadaan alat tangkap, hingga pengelolaan biaya operasional yang tinggi akibat jarak jelajah yang semakin jauh. “Ini yang akan kami prioritaskan ke depan,” ujar Suryono.
Di sisi lain, Banyuwangi juga menjalin sinergi dengan pelaku industri. Melalui kerja sama dengan Asosiasi Pengalengan dan Penepungan Ikan (APPI), hasil tangkapan laut disalurkan kepada kelompok rentan seperti anak-anak stunting, ibu hamil, dan keluarga miskin dalam bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tak berhenti di situ, pendekatan ekologis turut menjadi bagian dari strategi pembangunan perikanan. Masyarakat pesisir dilibatkan dalam upaya pelestarian laut, termasuk konservasi terumbu karang dan penyu.
Kegiatan ini bahkan dikembangkan menjadi layanan wisata bahari berbayar yang memberikan sumber ekonomi alternatif bagi warga sekitar. Pemerintah daerah juga mendorong peningkatan branding dan pemasaran jasa konservasi tersebut agar lebih berdampak secara ekonomi.
Transformasi yang tengah berjalan di Banyuwangi bukan semata soal produksi ikan. Lebih dari itu, inisiatif ini menjadi model pembangunan yang menggabungkan pemberdayaan masyarakat, konservasi lingkungan, dan ketahanan pangan secara menyeluruh. Banyuwangi sedang menata masa depan perikanan yang berkelanjutan dari laut, oleh rakyat, dan untuk kesejahteraan bersama.


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.