Kelulus dan Malangbang, Kapal Bersejarah dalam Armada Perang Majapahit
Ketika kita membahas tentang armada perang Majapahit, seringkali yang terlintas dalam pikiran adalah kapal-kapal besar seperti jung. Namun, ada dua jenis kapal lain yang juga memiliki peran penting dalam sejarah perang Majapahit, yaitu Kelulus dan Malangbang. Meskipun kurang terkenal dibandingkan dengan jung, kedua jenis kapal ini memiliki keunikan dan sejarahnya sendiri dalam perjalanan perang Majapahit.
Nama Kelulus diyakini berasal dari bahasa Jawa “lulus”, yang mungkin merujuk pada kemampuannya untuk melintasi berbagai medan perang atau menghadapi rintangan. Secara harfiah, Kelulus dapat diartikan sebagai “si penyusup”, mungkin merujuk pada kemampuannya untuk bergerak dengan gesit dan tidak terduga dalam pertempuran. Sedangkan Malangbang, diyakini berasal dari bahasa Jawa kuno “malabong” yang berarti jenis kapal. Malangbang biasanya menggunakan dayung sebagai tambahan kepada layar utamanya untuk bergerak, dengan bentuk badan yang lebar dan datar, berada di tengah antara jung dan kelulus.
Laporan pertama tentang Kelulus dan Malangbang muncul dalam Hikayat Raja-Raja Pasai pada abad ke-14, yang menyebutkan bahwa kedua jenis kapal ini digunakan oleh Majapahit. Dalam perang melawan Tumasik, Majapahit juga menggunakan Kelulus dan Malangbang bersama dengan jung. Tome Pires, seorang penjelajah Portugis, dalam laporannya pada tahun 1513 mencatat bahwa para patih dari Jawa memiliki banyak Kelulus untuk menjarah, meskipun kapal ini tidak cocok untuk perjalanan jauh dari daratan. Kelulus diukir dengan indah dengan berbagai ornamen, seperti gambaran ular atau naga, serta perhiasan emas. Masing-masing dari mereka dimiliki oleh para patih untuk hiburan pribadi mereka, dan mereka didayung dengan dayung pendek.
Kelulus dan Malangbang memiliki ciri khas yang membedakannya dari kapal-kapal lain dalam armada Majapahit. Kapal-kapal ini sering dihiasi dengan ukiran yang rumit dan ornamen yang indah, seperti gambaran ular atau naga, serta emas. Mereka juga memiliki dayung sebagai tambahan kepada layar utama mereka, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dengan lebih gesit dalam pertempuran. Malangbang, dengan badan kapal yang lebar dan datar, mungkin lebih stabil di perairan yang tenang dan cocok untuk mengangkut barang atau tentara dalam jumlah besar.
Meskipun Kelulus dan Malangbang mungkin kurang terkenal daripada kapal jung, peran mereka dalam sejarah perang Majapahit tidak bisa diabaikan. Mereka merupakan bagian integral dari armada perang Majapahit dan memiliki keunikan serta kemampuan yang berbeda dalam pertempuran laut. Keberadaan dan penggunaan kapal-kapal ini menunjukkan tingkat kemahiran dan kecanggihan teknologi maritim yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit pada masa itu.
Kelulus dan Malangbang, dua jenis kapal yang mungkin kurang dikenal dalam sejarah perang Majapahit, memiliki peran penting dalam kemajuan armada perang Majapahit. Meskipun kini hanya tinggal dalam sejarah, keberadaan dan penggunaan kapal-kapal ini tidak boleh dilupakan dalam merayakan kejayaan leluhur kita di lautan. Dengan demikian, Kelulus dan Malangbang tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan maritim kita yang kaya dan berharga.

