Jejak Kejayaan Kapal Jung dalam Armada Perang Majapahit
Ketika kita membayangkan armada perang Majapahit, seringkali yang terlintas dalam pikiran adalah kapal-kapal besar yang gagah seperti jung. Kapal jung, juga dikenal sebagai djong atau hutan, adalah jenis kapal layar kuno yang berasal dari Jawa dan digunakan secara luas oleh pelaut Jawa dan Melayu. Meskipun begitu, tidak banyak yang menyadari bahwa kapal jung memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah armada perang Majapahit.
Asal Usul dan Perkembangan
Kapal jung telah ada sejak zaman kuno dan digunakan sebagai kapal dagang dan kapal penumpang, mampu mencapai jarak yang jauh hingga ke pantai timur Afrika. Namun, pada masa Majapahit, kapal jung tidak hanya digunakan sebagai kapal angkut, tetapi juga sebagai kapal perang. Anthony Reid mencatat bahwa istilah jung pertama kali muncul dalam catatan-catatan pada abad ke-14, yang menunjukkan bahwa kapal ini telah menjadi bagian penting dari tradisi maritim di wilayah Asia Tenggara sejak lama.
Peran dalam Armada Perang Majapahit
Dalam periode kejayaan Majapahit, kapal jung memainkan peran utama dalam armada perang kerajaan. Meskipun terutama digunakan sebagai kapal dagang dan kapal penumpang, kapal jung juga dipersenjatai untuk keperluan pertempuran laut. Armada perang Majapahit menggunakan kapal jung untuk menjelajahi dan memperluas kekuasaannya di lautan, menjaga jalur perdagangan, dan juga untuk menyerang musuh-musuhnya.
Konstruksi dan Keunikan Kapal Jung
Salah satu hal yang membedakan kapal jung adalah konstruksinya yang unik. Kapal jung biasanya memiliki bobot muatan yang besar, rata-rata mencapai 4-500 ton, dengan beberapa kapal bahkan mencapai 700 ton. Konstruksi kapal ini terdiri dari tiga atau empat lapisan papan yang disambungkan dengan pasak kayu tanpa menggunakan baut atau besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip, sementara kapal dilengkapi dengan dua batang dayung serta layar berbentuk segi empat atau layar laten dengan sekat bambu.
Kepiawaian Pelaut Jawa
Keahlian dalam pembuatan dan pelayaran kapal jung juga menjadi bukti kepiawaian pelaut Jawa dalam bidang maritim. Relief-relief seperti yang terdapat di Candi Borobudur memvisualisasikan keberadaan perahu bercadik yang sering diidentifikasi sebagai “Kapal Borobudur”, menunjukkan keahlian dan tradisi maritim yang telah dimiliki oleh masyarakat Jawa sejak zaman kuno.
Penggunaan dalam Pertempuran dan Ekspedisi
Kapal jung juga sering kali digunakan dalam pertempuran dan ekspedisi militer. Majapahit menggunakan kapal jung dalam penaklukan dan penjelajahan wilayah-wilayah baru, seperti dalam ekspedisi melawan Pasai. Armada perang Majapahit yang dipimpin oleh Pati Unus pada tahun 1513 mencoba mengejutkan Malaka dengan membawa sekitar 100 kapal, termasuk 30 kapal jung besar, untuk menyerang armada Portugis di Malaka.
Peninggalan dan Pengaruh
Meskipun hilangnya kekuasaan Majapahit dan perubahan dalam kebijakan pemerintahan Jawa setelah kekalahan mereka dalam penyerbuan Malaka, namun jejak kejayaan kapal jung dalam sejarah maritim Indonesia tidak akan terlupakan. Pengaruh kapal jung dapat dilihat dalam penjelajahan laut Asia Tenggara, perdagangan rempah-rempah, dan pertempuran laut pada masa lalu. Meskipun kini hanya tinggal dalam catatan sejarah, kapal jung tetap menjadi simbol dari kepiawaian dan keberanian pelaut Indonesia dalam mengarungi lautan.
Kapal jung, dengan segala keunikan konstruksinya dan peran pentingnya dalam sejarah armada perang Majapahit, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warisan maritim Indonesia. Sebagai kapal yang memiliki peran ganda sebagai kapal dagang dan kapal perang, kapal jung mencerminkan kehebatan dan kepiawaian pelaut Jawa dalam menguasai lautan pada masa lampau. Dengan begitu, jejak kejayaan kapal jung dalam sejarah armada perang Majapahit tetap menjadi inspirasi bagi generasi-generasi pelaut dan pelayar Indonesia masa kini.

