Masyarakat Cungking Banyuwangi, Lestarikan Tradisi Resik Lawon Menjelang Ramadhan
Banyuwangi, – Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali melaksanakan tradisi leluhur yang telah berlangsung turun-temurun, yaitu Resik Lawon. Tradisi unik ini melibatkan pembersihan kain penutup petilasan Ki Wongso Karyo, seorang tokoh yang dihormati oleh masyarakat setempat.
Resik Lawon, yang secara harfiah berarti membersihkan kain mori atau kain kafan, merupakan ritual rutin yang digelar setiap tahun sebagai persiapan menyambut Ramadhan. Tradisi ini diikuti oleh keturunan Ki Wongso Karyo serta warga sekitar yang bergotong-royong untuk membersihkan petilasan dari debu dan kotoran. Salah satu bagian inti dari prosesi ini adalah mencuci kain penutup petilasan yang panjangnya mencapai 110,75 meter.
Prosesi dimulai dengan pembersihan petilasan Ki Wongso Karyo, yang kemudian diikuti dengan pelepasan kain penutup cungkup makam dan kelambu sekitarnya. Kain tersebut lalu dicuci di Dam Krambatan, Banyu Gulung, dan setelah dicuci bersih, kain-kain tersebut dibilas dengan air yang ditaburi bunga tujuh rupa di balai tajuk lingkungan Cungking.
Puncak dari ritual Resik Lawon adalah penjemuran kain putih di jalan lingkungan Cungking. Kain-kain tersebut dijemur di bawah terik matahari, dan selama proses penjemuran, masyarakat mempercayai bahwa kain tidak boleh jatuh atau terkena tanah. Jika hal tersebut terjadi, dipercaya dapat membawa dampak tertentu yang kurang baik.
Jam’i, juru pelihara petilasan Buyut Cungking, menjelaskan bahwa tradisi Resik Lawon yang dilakukan Kamis lalu (13/2) untuk membersihkan diri secara spiritual sebelum memasuki bulan Ramadhan. Selain itu, ritual ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus usaha untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Antusiasme masyarakat Cungking dalam mengikuti prosesi ini sangat tinggi. Baik laki-laki, perempuan, tua maupun muda, semuanya ikut berpartisipasi dalam ritual ini. Mereka percaya bahwa dengan mengikuti tradisi Resik Lawon, mereka akan memperoleh berkah dan keberkahan dalam kehidupan mereka.
Resik Lawon kini bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang menarik perhatian banyak wisatawan. Tradisi ini menjadi salah satu contoh betapa kuatnya ikatan masyarakat dengan warisan budaya mereka, serta komitmen untuk melestarikan kebudayaan Indonesia yang kaya.

