Ekonomi

Inovasi Banyuwangi: Beras Biofortifikasi Lebih Bernutrisi, Solusi Ketahanan Pangan dan Cegah Stunting

Banyuwangi Luncurkan Beras Biofortifikasi

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali mencatat terobosan penting di sektor pertanian. Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton per tahun, daerah ini kini mengembangkan beras biofortifikasi, yaitu padi bernutrisi tinggi yang dibudidayakan dengan cara meningkatkan kandungan gizinya.

Beras hasil pengembangan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, dan zinc. Kandungan tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang.

“Upaya ini selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo. Selain memperkuat ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga mendukung pembangunan sumber daya manusia. Harapannya, kualitas gizi masyarakat meningkat dan angka stunting bisa ditekan,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Rabu (5/6/2025).

Program ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, perusahaan pertanian ramah lingkungan Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia, dan Bulog Banyuwangi. CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan bahwa saat ini pengembangan dilakukan di lahan seluas 60 hektare dan melibatkan puluhan petani.

“Lahan tersebar di sejumlah kecamatan seperti Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. Kami menargetkan perluasan hingga 500 hektare pada tahun 2026 dengan melibatkan sekitar 100 petani,” ungkap Kukuh.

Pendampingan diberikan secara menyeluruh, mulai dari penyediaan benih, pengolahan lahan, proses budidaya, hingga perlakuan pascapanen. Hasilnya, produktivitas tanaman padi meningkat hingga 15 persen.

Dalam budidayanya, Kukuh memastikan penggunaan praktik pertanian ramah lingkungan. “Kami menerapkan pemupukan berimbang, penggunaan decomposer jerami untuk meningkatkan bahan organik tanah, serta sistem pengairan basah-kering guna menekan emisi gas rumah kaca,” jelasnya.

Inovasi ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi langkah nyata Banyuwangi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Exit mobile version