Pemerintah Korea Selatan Tetap Gelar Jambore Pramuka Dunia Meski Dilanda Gelombang Panas
Seoul, Pemerintah Korea Selatan menegaskan bahwa Jambore Pramuka Dunia yang digelar di Buan, pesisir Korea Selatan, akan tetap berlanjut meski mendapat permintaan dari Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM) untuk menghentikan acara tersebut. WOSM meminta jambore dihentikan setelah ratusan peserta mengalami sakit akibat panas, mengingat acara ini berlangsung di tengah musim terpanas di Korea Selatan beberapa tahun belakangan.
Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duck-soo, menegaskan bahwa jambore yang telah dimulai sejak Rabu, 2 Agustus 2023, akan tetap diselesaikan sesuai rencana, yaitu pada 12 Agustus mendatang. Pemerintah berkomitmen menyediakan tambahan pengamanan dan perhatian kesehatan untuk para peserta, termasuk penambahan staf medis, pemasangan AC, dan fasilitas bangunan yang dapat memberikan perlindungan dari panas.
“Kami akan terus melanjutkan acara ini hingga para peserta merasa sepenuhnya puas,” ujar Han seperti dikutip dari Associated Press pada Sabtu 5 Agustus 2023.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, juga memberikan dukungan penuh dengan mengumumkan bahwa pemerintah akan mengirimkan “suplai tak terbatas” bus dan truk-truk refrigerator ke lokasi jambore. Selain itu, sekitar 700 petugas tambahan akan diterjunkan untuk menjaga fasilitas kamar mandi yang dianggap peserta kurang memadai.
Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan diikuti oleh sekitar 40.000 pramuka dari 158 negara. Namun, acara tersebut kemudian mendapat kritik karena dianggap gagal menyediakan fasilitas yang layak mengingat cuaca yang sangat panas di lokasi.
Pada tanggal 4 Agustus, ribuan pramuka dari Inggris Raya dan Amerika Serikat (AS) dipulangkan ke negaranya masing-masing karena pertimbangan gelombang panas yang memengaruhi kondisi di lokasi perkemahan.

