Kasus Mutilasi di Jombang: Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan, Pelaku Sempat Tenggak Miras
JOMBANG – Eko Fitrianto (38) nekat menghabisi nyawa Agus Soleh (37) dengan cara mutilasi, karena sakit hati atas ucapan kasar yang dilontarkan korban. Aksi keji ini dilakukan setelah keduanya menenggak minuman keras. Fakta ini terungkap dalam konferensi pers kasus mutilasi yang digelar di Mapolres Jombang, Kamis (20/2/2025).
Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono, menjelaskan bahwa mayat Agus ditemukan di saluran irigasi Desa Dukuh Harum, Kecamatan Megaluh, pada Rabu (12/2/2025) dalam kondisi tanpa kepala. Kemudian, pada sore harinya, kepala korban ditemukan oleh warga di Sungai Konto, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang.
Pihak kepolisian berhasil mengamankan Eko di rumahnya di Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Penangkapan ini dilakukan setelah polisi menemukan bukti kuat yang mengarah pada Eko sebagai pelaku pembunuhan dan mutilasi Agus, warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Bukti tersebut berupa dos book handphone dan surat kendaraan bermotor resmi yang sesuai dengan nomor angka maupun mesin milik korban.
“Kami mengamankan terduga pelaku pada tanggal 19 Februari di rumahnya, pada pukul 07.30 WIB, yang mana di dalam rumahnya sendiri ditemukan barang bukti motor dan juga handphone milik korban,” ucap AKP Margono.
Kepada penyidik, Eko mengakui telah membunuh Agus karena sakit hati atas ucapan yang dianggap tidak pantas. Terlebih, saat itu keduanya sudah dalam kondisi mabuk akibat menenggak minuman keras. “Penyampaian dari pelaku, memang minuman keras ini sudah sangat banyak dikonsumsi sehingga tidak terkendali, baik korban maupun pelaku,” kata AKP Margono.
Setelah menenggak miras, terjadi cekcok antara Eko dan Agus, yang berujung pada perkelahian di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di dekat saluran irigasi persawahan di Desa Dukuh Harum, Kecamatan Megaluh, Jombang. “Setelah perkelahian, ada pukulan keras di bagian kepala yang dilancarkan oleh Eko. Korban ini langsung jatuh tanpa ada gerakan apapun,” bebernya.
Usai Agus terjatuh, Eko sempat pulang sebentar ke rumahnya untuk mengambil alat pemotong kayu yang kemudian ia gunakan untuk memotong bagian kepala korban. “Pelaku ini kembali ke rumahnya untuk mengambil alat pemotong kayu, yang memang digunakan yakni Sosrok. Sosrok itu memang digunakan Eko sehari-hari untuk bekerja,” ungkap AKP Margono. Setelah mengambil alat pemotong kayu, Eko kembali ke TKP. Agus yang sudah tidak bergerak kemudian digeser mendekati aliran saluran irigasi persawahan, dan di situlah Eko melakukan eksekusi.

