Pelaku Bom Ikan di Perairan Selat Bali Diringkus Tim SFQR Lanal Banyuwangi

Pelaku Bom Ikan di Perairan Selat Bali Diringkus Tim SFQR Lanal Banyuwangi

Banyuwangi – Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Lanal Banyuwangi berhasil meringkus empat pelaku illegal fishing yang menggunakan bahan peledak (bom ikan) di perairan Pulau Tabuhan, utara Jawa Timur bagian timur. Operasi ini dilakukan setelah pengintaian selama berbulan-bulan.

Para pelaku yang diamankan merupakan warga Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Mereka adalah KR, NF, JM, dan M, yang diketahui telah beroperasi selama tiga tahun dan menyebabkan kerusakan ekosistem laut demi keuntungan pribadi.

Komandan Lanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Hafidz, mengungkapkan bahwa operasi ini melibatkan kerja sama dengan Kodim 0825 Banyuwangi. Aparat telah mengawasi kelompok ini sejak akhir 2024.

“Pengawasan dilakukan secara ketat karena mereka sering berpindah lokasi dan berusaha mengelabui petugas,” ujar Hafidz dalam keterangan pers, Kamis (6/3/2025).

Pada 30 Desember 2024, kelompok ini sempat terdeteksi beraksi di perairan Taman Nasional Baluran, Situbondo, namun berhasil melarikan diri saat hendak ditangkap. Saat itu, aparat hanya menemukan barang bukti berupa ikan hasil pengeboman, yang kemudian diuji di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair).

Pengintaian terus dilakukan hingga akhirnya mereka kembali terdeteksi beroperasi di perairan Pulau Tabuhan pada 31 Januari 2025.

“Tim langsung melakukan pengejaran hingga ke Pantai Alasbuluh, Wongsorejo. Kali ini, mereka tidak bisa kabur lagi,” tegas Hafidz.

Para pelaku sempat mengubah warna perahu untuk mengelabui petugas. Namun, penyelidikan intensif berhasil mengungkap identitas mereka.

Setiap tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi ilegal ini:

  • KR bertindak sebagai perakit bom sekaligus pemimpin kelompok.
  • NF bertugas mencari lokasi pengeboman.
  • JM berperan mengumpulkan ikan hasil pengeboman.
  • M menjadi juru kemudi sekaligus operator kompresor angin.

Komandan Lanal Banyuwangi menegaskan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan patroli di perairan untuk memberantas praktik illegal fishing, yang dapat merusak ekosistem laut dan merugikan nelayan tradisional.

“Kami akan terus mengawasi perairan agar praktik ilegal seperti ini tidak lagi terjadi di wilayah perairan Banyuwangi,” pungkas Hafidz.