Pantai Dampar Lumajang: Surga Tersembunyi Bagi Penakluk Ombak
Lumajang. Garis pantai selatan Jawa Timur tak henti menyuguhkan pesonanya. Di Kabupaten Lumajang, tepatnya di Kecamatan Pasirian, terhampar Pantai Dampar yang belakangan mulai menarik perhatian, bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga potensi ombaknya yang disebut-sebut cukup menantang.
Keindahan alam pesisir memang seringkali menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Menikmati debur ombak, semilir angin laut, dan pemandangan matahari terbenam bisa menjadi pelepas penat yang efektif. Namun, bagi sebagian orang, pantai menawarkan lebih dari sekadar relaksasi; ia adalah arena untuk menguji nyali dan memacu adrenalin melalui olahraga air.
Salah satu olahraga yang identik dengan pantai dan ombak besar adalah selancar atau surfing. Aktivitas menunggangi papan di atas gulungan ombak ini membutuhkan keseimbangan, keberanian, dan tentu saja, ombak yang mendukung. Sensasi meluncur di atas air sambil “menari” bersama kekuatan alam inilah yang kerap membuat para pelakunya ketagihan.
Potensi inilah yang tampaknya mulai terlihat di Pantai Dampar. Saledi, seorang pegiat selancar yang berasal dari Jombang, Kabupaten Jember, mengungkapkan pandangannya mengenai pantai ini saat diwawancarai pada Selasa (08/04/2025). Menurutnya, karakteristik ombak di Pantai Dampar memiliki daya pikat tersendiri bagi para penggemar surfing.
Saledi menggambarkan surfing sebagai olahraga ekstrem yang menawarkan sensasi petualangan unik. Baginya, menghadapi ombak besar bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental. “Inti dari olahraga ini adalah menaklukkan ombak. Semakin besar ombaknya, semakin tinggi pula tantangannya,” ujar Saledi, menjelaskan daya tarik yang membuatnya menggeluti olahraga ini.
Ia menambahkan bahwa pengalaman menghadapi dan berhasil melewati ombak besar memberikan kepuasan tersendiri yang sulit didapatkan dari aktivitas lain. Keberanian dan perhitungan menjadi kunci saat berada di atas papan selancar.
Meski berasal dari Jember, daerah yang juga dikenal memiliki pantai-pantai indah seperti Papuma dan Bandealit dengan ombak yang tak kalah bagus, Saledi melihat adanya potensi berbeda di Dampar. Ia mengakui bahwa Jember punya spot bagus, namun faktor jarak tempuh terkadang menjadi pertimbangan. “Di Jember sendiri sebenarnya banyak pantai bagus, panorama dan ombaknya juga oke, seperti Papuma atau Bandealit. Tapi kadang jaraknya cukup jauh,” ungkapnya.
Namun, Saledi menekankan bahwa bagi para pegiat surfing yang serius, jarak bukanlah halangan utama, terutama jika ada tujuan pengembangan atau kompetisi. Hal ini membawanya pada sebuah gagasan. Melihat potensi ombak Dampar dan kecintaannya pada selancar, Saledi menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi lebih.
“Kami siap membantu menciptakan bibit-bibit atlet, khususnya di olahraga selancar ini,” tuturnya penuh semangat. Ia berpendapat, dengan adanya pembinaan, Pantai Dampar tak hanya menjadi tempat rekreasi biasa. “Pengunjung nantinya tidak hanya menikmati indahnya panorama laut, tapi juga bisa aktif berolahraga menaklukkan ombak dengan papan selancar,” imbuhnya.
Gagasan Saledi ini tentu membuka peluang baru bagi pengembangan olahraga dan pariwisata di Lumajang. Jika potensi ini digarap serius, dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah setempat, bukan tidak mungkin Pantai Dampar akan menjadi salah satu destinasi surfing unggulan baru, melahirkan atlet-atlet berbakat, sekaligus memberikan warna baru bagi pariwisata lokal.

