Kita Belum Menyadari Siapa Diri Kita
Identitas diri adalah sesuatu yang kompleks dan beragam, dibentuk oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Namun, pengakuan terhadap diri sendiri seringkali terabaikan di tengah hiruk pikuk kehidupan. Banyak yang tidak menyadari siapa mereka sebenarnya.
Setiap orang memiliki sudut pandang dan kepribadian yang berbeda-beda. Beberapa orang membangun panggung untuk orang lain, menciptakan kesan melalui pencitraan fiktif, atau merasa tertindas, namun terkadang orang lain menganggapnya terlalu naif.
Ada yang menggunakan kekayaan untuk membeli pengaruh, dan ada pula yang merasa hebat dengan caranya sendiri. Semua ini adalah cara-cara yang mungkin sah-sah saja dalam membangun jati diri dan memperkuat posisi ataupun pengaruh seseorang.
Ketakutan akan tersaingi ataupun pengaruhnya akan tergeser kerapkali menghantui seseorang. Jika tidak disikapi dengan bijak, akan mudah terjerumus kedalam pemikiran-pemikiran kotor, mencoba menjatuhkan yang mereka anggap lawan dengan menghalalkan segala cara dan mencoba mencari pembenaran terhadap dirinya.
Namun, perlu diingat bahwa semua tindakan tersebut berakar pada mindset dan orientasi masing-masing individu. Latar belakang dan kepentingan setiap orang berbeda-beda, begitu pula cara mereka mengekspresikan diri dan tujuan yang ingin dicapainya.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa segala sesuatu itu memiliki takarannya masing-masing. Setiap individu memiliki jalannya sendiri dalam menjalani kehidupan. Dalam prosesnya, mereka berada di jalur mereka masing-masing, tanpa perlu bersaing atau saling menjatuhkan.
Pemahaman diri yang baik membantu kita menghargai perbedaan dan menjalani hidup dengan lebih bijaksana, tanpa harus menjatuhkan dan membuat narasi-narasi plying victim. Dengan demikian, kita bisa lebih fokus pada pengembangan diri yang positif, tanpa harus melindas atau menjatuhkan orang lain.
Pada akhirnya, pengakuan terhadap diri sendiri adalah langkah awal untuk memahami siapa kita sebenarnya dan bagaimana kita ingin membentuk masa depan kita. Mari sadari bahwa setiap perjalanan memiliki arahnya masing-masing dan setiap orang berhak menjalani hidupnya dengan cara yang sesuai dengan dirinya sendiri.
Artikel Opini
Oleh: Fitron Abdul Jaelani
Banyuwangi (19/6/2024)

