Kenaikan Biaya di SD Al Uzwa Banyuwangi Dikeluhkan Wali Murid, Belasan Siswa Mundur
Banyuwangi. Kebijakan kenaikan iuran pembinaan pendidikan (IPP) di SD Al Uzwa 2 Banyuwangi memicu reaksi sejumlah wali murid. Tanpa diajak bermusyawarah, keputusan tersebut diterapkan pada awal tahun ajaran baru dan berdampak langsung pada keberlangsungan belajar sejumlah siswa.
Biaya bulanan yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp350 ribu per bulan, kini melonjak menjadi Rp475 ribu. Keputusan ini disampaikan secara sepihak melalui rapat internal sekolah tanpa melibatkan perwakilan wali murid secara langsung.
Data yang dihimpun menunjukkan, sedikitnya 15 siswa dari kelas 1 yang naik ke kelas 2 tercatat mengundurkan diri. Beberapa di antaranya melakukan mutasi karena mengikuti kepindahan orang tua. Namun sebagian lainnya memilih keluar karena tidak sanggup lagi menanggung beban biaya yang meningkat.
Ustadz Moch. Fachrurodji Hidayatullah, selaku operator Yayasan Al Uswah, membenarkan adanya siswa yang keluar pasca penyesuaian IPP. Ia menyebut, pihak sekolah tetap menyediakan ruang bagi siswa yang mengalami kesulitan ekonomi.
“Ada yang ikut pindah karena orang tua dimutasi, tapi kami juga menerima laporan dari wali murid yang merasa keberatan secara finansial setelah ada penyesuaian biaya,” ujar Fachrurodji. Rabu (16/7/2025) kemarin.
Menurutnya, sekolah masih membuka peluang pengajuan bantuan keringanan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. “Kami punya mekanisme pemberian keringanan. Sepanjang ada niat baik dan komunikasi, kami siap memfasilitasi,” tambahnya.
Namun, sejumlah wali murid menyayangkan keputusan yang dianggap tidak transparan. Beberapa dari mereka sempat mengajukan petisi penolakan terhadap kenaikan biaya, tetapi usulan itu tidak ditanggapi oleh manajemen sekolah.
Hingga berita ini ditulis, pihak sekolah belum memberikan penjelasan terbuka mengenai alasan utama kenaikan IPP. Dalam keterangannya, pihak manajemen hanya menyebut bahwa kebijakan tersebut dilakukan untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Sebagian wali murid berharap ke depan sekolah bisa membangun komunikasi yang lebih terbuka, terutama dalam kebijakan strategis yang berdampak langsung terhadap siswa dan orang tua.


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.