Harapan Baru di Balik Jeruji: Napi Lapas Banyuwangi Diasah Kemampuan Kaligrafi
BANYUWANGI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi membekali warga binaan nya keterampilan seni kaligrafi melalui pelatihan intensif yang digelar mulai Senin (3/3). Program ini menjadi bekal berharga bagi para narapidana untuk menatap masa depan yang lebih cerah setelah bebas nanti.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, mengungkapkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan teknik menulis indah. Lebih dari itu, pelatihan kaligrafi ini bertujuan untuk menempa karakter, menumbuhkan kemandirian, dan memberikan keterampilan bernilai ekonomis.
“Kami ingin warga binaan memiliki bekal yang nyata untuk memulai kehidupan baru. Seni kaligrafi ini bisa menjadi modal mereka mencari nafkah setelah keluar dari sini,” tegas Mukaffi.
Pelatihan ini menghadirkan Mahmud, seorang pengrajin kaligrafi lokal yang berpengalaman. Ia menuturkan bahwa seni kaligrafi bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.
“Saya berharap teman-teman warga binaan dapat mengambil nilai-nilai positif dari seni ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mahmud.
Inisiatif Lapas Banyuwangi ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warga binaan, sehingga mereka tidak hanya bebas secara fisik, tetapi juga siap secara mental dan memiliki keterampilan yang bisa diandalkan.thumb_upthumb_down
3.8s
Harapan Baru di Balik Jeruji: Napi Lapas Banyuwangi Diasah Kemampuan Kaligrafi
BANYUWANGI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menghadirkan oase harapan bagi para warga binaannya. Mereka kini berkesempatan mengasah keterampilan seni kaligrafi melalui pelatihan intensif yang digelar mulai Senin (3/3). Program ini menjadi bekal berharga bagi para narapidana untuk menatap masa depan yang lebih cerah setelah bebas nanti.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, mengungkapkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan teknik menulis indah. Lebih dari itu, pelatihan kaligrafi ini bertujuan untuk menempa karakter, menumbuhkan kemandirian, dan memberikan keterampilan bernilai ekonomis.
“Kami ingin warga binaan memiliki bekal yang nyata untuk memulai kehidupan baru. Seni kaligrafi ini bisa menjadi modal mereka mencari nafkah setelah keluar dari sini,” tegas Mukaffi.
Pelatihan ini menghadirkan Mahmud, seorang pengrajin kaligrafi lokal yang berpengalaman. Ia menuturkan bahwa seni kaligrafi bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.
“Saya berharap teman-teman warga binaan dapat mengambil nilai-nilai positif dari seni ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mahmud.
Inisiatif Lapas Banyuwangi ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warga binaan, sehingga mereka tidak hanya bebas secara fisik, tetapi juga siap secara mental dan memiliki keterampilan yang bisa diandalkan.

