Kampung Barata Banyuwangi Diubah Jadi Wisata Edukasi, PLN Dukung Peningkatan SDM
Banyuwangi. Kampung Barata Papring di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi, kini tidak hanya menjadi pusat keaksaraan, tetapi juga diarahkan sebagai destinasi wisata edukatif. Dukungan penuh datang dari PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau PJSL, yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Asisten Pemerintahan Daerah Banyuwangi, Dwi Yanto, menyampaikan bahwa pengembangan SDM lokal menjadi prioritas utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Ia mencontohkan bahwa kini masyarakat bahkan bisa memasarkan produk lokal mereka secara online, tanpa harus memiliki toko fisik. Rabu (18/6/2025) kemarin.
“Masyarakat sekarang bisa belajar menjadi afiliator atau berjualan lewat media sosial seperti TikTok. Bahkan tanpa memiliki warung, produksi tetap bisa berjalan jika pemasaran digital dioptimalkan,” kata Dwi Yanto.
Ia berharap program ini juga mencakup pelatihan pemasaran digital untuk pelaku UMKM. Terlebih, meskipun APBD Banyuwangi terbatas, perputaran uang di masyarakat tetap tinggi, yang sebagian besar berasal dari aktivitas ekonomi rakyat.
Dari data yang dipaparkannya, pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi telah mencapai lebih dari Rp62 juta per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli dan potensi ekonomi lokal terus tumbuh. Bahkan, pekerjaan informal seperti tukang kayu atau tukang batu kini dihargai tinggi, yang menjadi indikator meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Program literasi ini dinilai penting karena juga berpotensi menarik wisatawan. Pemerintah berharap Kampung Barata bisa menjadi pusat wisata edukatif, terutama dalam pembelajaran aksara dan keterampilan digital.
“Bayangkan jika suatu saat ada wisatawan asing datang belajar di sini, bukan hanya tentang aksara, tapi juga bagaimana proses bisnis lokal berjalan,” ujar Dwi Yanto.
Ia juga menyoroti pentingnya promosi yang berasal dari masyarakat. Bagi Dwi, testimoni dari peserta program akan jauh lebih berdampak ketimbang promosi oleh penyelenggara. Maka, ia mendorong agar peserta wajib membagikan pengalamannya melalui media sosial.
“Kalau perlu, peserta program ini bisa membuat konten tentang bagaimana mereka belajar hingga mampu membuat konten di media sosial berkat program keaksaraan. Ini bisa menjadi bagian dari promosi Kampung Barata,” tambahnya.
Pada Mei lalu, kunjungan wisatawan ke Banyuwangi tercatat mencapai lebih dari 948 ribu orang, dengan 13 ribu di antaranya merupakan wisatawan mancanegara. Pemerintah berharap angka ini terus meningkat dengan menghadirkan destinasi-destinasi baru seperti Kampung Barata.
Selain itu, Dwi Yanto juga menyebutkan adanya rencana besar untuk memperkuat pariwisata Banyuwangi, termasuk rencana pembangunan jalur kereta menuju puncak Kawah Ijen yang saat ini sedang dijajaki bersama investor.
Sebagai penutup, pihak pemerintah mengapresiasi keterlibatan PLN dalam program ini yang dinilai sangat mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banyuwangi.


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.