Generasi Muda Islam Diminta Jadi Garda Terdepan Tangkal Radikalisme dan Faham Khilafah
MEDAN – Generasi muda Islam, khususnya para remaja masjid, diharapkan menjadi garda terdepan dalam menangkal penyebaran paham-paham radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, termasuk ideologi Khilafah. Selain itu, mereka juga dituntut untuk memiliki cara berpikir terbuka dan visioner dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pesan tersebut disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof. Dr. Ansari Yamamah, MA, dalam kegiatan Mudzakarah Umat yang mengusung tema “Menegakkan Izzul Islam wal Muslimin dalam Koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia”, Senin (21/4/2025), di Masjid Imanurrahman, Jalan Bakti Luhur, Medan Helvetia.
Menurut Prof. Ansari, cara beragama masyarakat Indonesia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan negara lain. Islam di Indonesia tumbuh sejalan dengan budaya lokal yang ramah, santun, dan menghargai perbedaan.
“Islam di Indonesia dikenal sebagai Islam yang bersendi pada nilai-nilai kebudayaan nusantara dan berlandaskan Pancasila. Inilah yang sering kita sebut sebagai Islam Nusantara,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa paham Khilafah tidak sejalan dengan karakter Islam di Indonesia yang demokratis dan inklusif. Karena itu, generasi muda perlu memahami pentingnya menjaga keberagaman dan memperkuat semangat kebangsaan.
“Kita harus membentengi diri dengan wawasan kebangsaan dan memperkuat identitas keindonesiaan sebagai bagian dari iman,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Penasihat Himpunan Muda-Mudi Islam Akbar (HIMMIA), Muhammad Fharisi, M.Sos, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata jihad intelektual dalam meneguhkan kecintaan terhadap tanah air.
“Pancasila bukan sekadar simbol, tetapi nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia berharap para peserta dapat membawa semangat sosialisasi ini ke lingkungan masing-masing sebagai bagian dari dakwah kebangsaan.
Salah seorang peserta, Abdul Fatah, yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat Kelurahan Dwikora, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat penting, terutama dalam membentengi generasi muda dari paham-paham ekstrem.
“Muzakarah seperti ini harus terus dilakukan secara berkesinambungan, agar nilai-nilai Pancasila tetap tertanam kuat di kalangan generasi muda,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi momentum reflektif bagi umat Islam untuk terus meneguhkan peran sebagai pelindung bangsa dan penjaga persatuan, sekaligus menegaskan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman.

