Warga Keluhkan Bau Tak Sedap, DLH Banyuwangi Seakan Tutup Mata Aktivitas PT Isaru Nusantara

Pabrik Pupuk Organik di Lemahbang Dewo Rogojampi

Banyuwangi – Pemerintah Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, mengaku kecewa terhadap PT Isaru Nusantara, perusahaan pengolahan pupuk organik yang beroperasi di wilayah tersebut. Pasalnya, meskipun pihak desa telah melayangkan surat pemberitahuan tertanggal 24 Februari 2025 terkait keluhan masyarakat mengenai bau tak sedap yang ditimbulkan aktivitas pabrik, hingga kini belum ada tanggapan dari pihak perusahaan. Bahkan, persetujuan dari warga terdampak pun belum terpenuhi.

Kepala Desa Lemahbang Dewo, Edy Sunarko, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, mengungkapkan kekecewaannya terhadap PT Isaru Nusantara. Menurutnya, surat pemberitahuan tersebut bertujuan meminta klarifikasi serta solusi atas keluhan warga terkait pencemaran udara yang dihasilkan oleh aktivitas pabrik. “Kami sangat menyayangkan sikap perusahaan yang seolah mengabaikan keluhan masyarakat, padahal bau yang ditimbulkan sudah sangat meresahkan,” ujarnya, Sabtu (23/3/2025).

Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi juga dinilai kurang responsif terhadap keluhan masyarakat. Beberapa upaya konfirmasi yang dilakukan awak media melalui WhatsApp tidak mendapatkan tanggapan, sehingga menimbulkan kesan adanya pembiaran terhadap permasalahan ini. Padahal, sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan, DLH semestinya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dampak lingkungan dari aktivitas pabrik tersebut.

Ketua Forum Rogojampi Bersatu (FRB), Irfan Hidayat, SH., MH, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap DLH yang tidak memberikan respons terhadap laporan masyarakat yang disampaikan melalui pemberitaan media. “Seharusnya DLH menjalankan fungsinya dalam mengawasi dan mengendalikan lingkungan hidup, termasuk mengontrol pencemaran serta menegakkan hukum lingkungan. Jika ada laporan dari masyarakat, sudah seharusnya ditindaklanjuti, bukan dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Irfan menambahkan, dampak pencemaran bau dari aktivitas PT Isaru Nusantara sangat signifikan bagi warga setempat. Oleh karena itu, ia mendesak DLH untuk segera mengambil langkah konkret dalam pengendalian dan pengawasan pencemaran lingkungan agar kejadian serupa tidak terus berulang. “Jangan sampai masyarakat merasa diabaikan dan instansi terkait justru tutup mata terhadap permasalahan ini,” pungkasnya.