SMAN 1 Rogojampi Berencana Sanki Guru Yang Diduga Melakukan Kekerasan Pada Siswanya.

Banyuwangi, suarapecari.com – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Rogojampi Taruna Budaya yang beralamat di Jalan Ali Sakti nomor 2 Pengatigan Rogojampi-Banyuwangi, telah melakukan pembinaan sekaligus berencana memberi sanksi kepada seorang oknum guru di sekolahnya, karena diduga telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu siswa. Oknum yang diduga melakukan kekerasan itu adalah guru olahraga berstatus pegawai negeri berinisial IS, dan sebagai korbannya adalah seorang siswa laki-laki di kelas XI.
Mahdun, S.Pd., selaku Humas SMAN 1 Rogojampi kepada media ini, Rabu (21/9/2022) membenarkan,  jika tindakan kekerasan itu  memang terjadi, namun dari kejadian itu telah dilakukan pertemuan mediasi antara orang tua siswa dengan oknum guru (pelaku) dihadapan kepala sekolah. “Hasil mediasi itu, intinya pelaku memohon maaf kepada orang tua siswa dan sebaliknya, orang tua siswa juga meminta maaf pada pelaku dan clear, dihadapan kepala sekolah,” terangnya.
Mahdun mengakui, bila timbulnya kekerasan itu, selain karena kesalahan pelaku, juga dipicu dari sikap siswa(korban) yang dianggapnya nakal. Siswa ketahuan merokok di sekolah dan sering datang terlambat, serta kadang membantah bila dinasehati. “Waktu ketahuan merokok itu, menurut peraturan memang seharusnya ada tindakan skorsing dari sekolah, namun sekolah tidak melakukan dan hanya berniat memanggil orang tua siswa. Sebelum itu dilakukan timbullah kejadian, akibat mungkin ada ucapan dari siswa yang dianggap tidak layak oleh pelaku, akhirnya kaki siswa di”saduk”(tendang), dan pahanya dicubit. Atas perbuatan itu, pelaku juga telah mengakui kesalahannya,” ungkap Mahdun.
Mahdun sangat menyayangkan atas kejadian itu, padahal menurutnya baru 10 hari diadakan  deklarasi dan pemasangan tulisan “Sekolah Ramah Anak” di sekolahnya,  oleh karena itu pihaknya akan segera mengambil langkah lebih lanjut kepada pelaku, selain telah dilakukan pembinaan juga nanti mengikuti keputusan sanksi dari bapak kepala sekolah. “Rencananya hari ini, namun bapak kepala sekolah berada di Muncar. Besok dirapatkan, jadi apa keputusannya, besok segera kita konfirmasikan. Mudah-mudahan hanya terjadi sekali ini saja di sekolah kita,” harapnya.
Dikesempatan berbeda, seorang wanita (keberatan disebut nama) yang tak lain adalah orang tua dari siswa korban dugaan kekerasan tersebut, mengaku telah didatangi oleh kepala sekolah dan pelaku.”Pak Kepala sekolah sudah datang ke rumah dengan pak IS (pelaku) dan minta maaf. Tolong jangan diperpanjang lagi,” singkatnya. (Wiy)