Banjir Terjang Tiga Desa di Jember, Ratusan Rumah Tergenang

Banjir Terjang Tiga Desa di Jember, Ratusan Rumah Tergenang

Jember, – Banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, sejak Kamis (28/11) hingga Jumat (29/11) mengakibatkan ratusan rumah warga tergenang air. Luapan air dari sungai Curahnongko mengarah ke Dusun Kraton, Desa Wonoasri, dan menggenangi rumah warga di beberapa gang, terutama di Gang III dan IV, RT 007 dan 008 RW 003 Desa Wonoasri.

Warga yang tinggal di bagian selatan Dusun Kraton, yang lebih rendah dari wilayah lain, menjadi yang paling terdampak. Air meluap hingga menggenangi halaman rumah bahkan naik ke teras, menyulitkan aktivitas sehari-hari.

Selain itu, pasca-banjir, genangan air masih terlihat di lahan milik PTPN 1 Regional 5 Afd Kotta Blater Kebun Kalisanen, yang juga terendam. Untuk memperlancar aliran air sungai, sebuah alat berat eskavator diturunkan pada Sabtu (30/11) untuk membersihkan sampah yang menyumbat dua jembatan di Desa Curahnongko, tepatnya di Jembatan Gladak Putih dan Afd Guci Putih.

“Jembatan ini mengalami penyumbatan karena banyak sampah, mulai dari pohon pisang besar hingga ranting kayu, yang terbawa banjir. Kami segera membersihkan agar arus sungai kembali lancar,” kata Suyono, Komandan Regu Afd Guci Putih, Kebun Kalisanen. Suyono juga menambahkan bahwa penyumbatan tersebut mengakibatkan air meluber ke lahan Kebun Kalisanen, dan pihaknya melakukan penyudetan agar air tidak terus menggenang.

Masyarakat setempat berharap agar tanaman yang ada di sekitar sungai, seperti pohon pisang dan tanaman kayu, tidak tergerus hujan deras sehingga tidak lagi menyumbat aliran air sungai Curahnongko. “Kami berharap, pohon pisang dan tanaman kayu yang ada di sekitar sungai tidak ikut tergerus hujan agar tidak ada lagi penyumbatan yang menyebabkan banjir,” tambah Suyono.

Salah seorang warga, Jumari (56), yang tinggal di Gang III Dusun Kraton, Desa Wonoasri, menjelaskan bahwa meskipun hujan deras tidak turun langsung di desanya, namun luapan air dari desa tetangga seperti Desa Andongrejo dan Curahnongko mengakibatkan banjir di desanya. “Lokasi rumah kami yang berada di bagian ujung selatan, dekat dengan lahan kebun, membuat kami lebih rentan terhadap banjir. Selain itu, rumah di bagian selatan lebih rendah, sehingga banjir yang paling lama surut terjadi di wilayah kami,” ujarnya.

Banjir yang terjadi juga mempengaruhi ratusan rumah di Dusun Kraton, Desa Wonoasri, serta Desa Andongrejo dan Curahnongko. Warga yang terdampak harus membersihkan rumah mereka dari genangan air dan sisa-sisa banjir yang masih terlihat di beberapa area.