Kementerian Pertanian Pantau Percepatan Luas Tambah Tanam di Banyuwangi, Bulog Pastikan Siap Serap Gabah Petani
BANYUWANGI – Kementerian Pertanian RI bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan monitoring dan evaluasi percepatan luas tambah tanam (LTT) di Banyuwangi. Direktur Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian RI bersama tim melakukan tinjauan lapangan ke berbagai lokasi, termasuk sentra penggilingan padi Bulog, untuk memastikan kesiapan daerah dalam mendukung program swasembada pangan.
Rangkaian kegiatan kunjungan meliputi:
- Monev dan Pendampingan Lapangan LTT di Desa Gambor, Singojuruh: Dilanjutkan dengan penyuluhan dan sosialisasi pola tanam, pengairan, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), panen, dan pascapanen.
- Kunjungan ke UPJA Tani Makmur, Gladag, Rogojampi: Diskusi tentang modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam rangka peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi dan kesiapan Brigade Alsintan.
- Survei Lahan Calon Lokasi IP 400 di Desa Gintangan, Blimbingsari: Peninjauan lokasi yang sudah memiliki UPJA modern dan didukung dengan ratusan pompa untuk penyediaan air irigasi.
- Komitmen Luas Tambah Tanam: Penegasan komitmen antara Kementerian Pertanian dan Pemkab Banyuwangi dalam mensukseskan swasembada pangan untuk mendukung Asta Cita Presiden Indonesia.
- Tinjauan ke Sentra Penggilingan Padi Bulog Banyuwangi: Memastikan kesiapan Bulog dalam menyerap gabah dari petani.
Selain perwakilan Kementerian Pertanian dan Pemkab Banyuwangi, turut hadir pula perwakilan dari Mabes TNI AD, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Kepala Sub Bulog Banyuwangi, Dwiana Pinca, menjelaskan bahwa hasil kunjungan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan dan rombongan di Sentra Penggilingan Padi Bulog Banyuwangi adalah untuk meninjau sarana prasarana pascapanen dan melihat kesiapan Bulog dalam menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani. “Sarana yang dimiliki Bulog khususnya di Banyuwangi adalah mesin dryer dengan kapasitas 120 ton gabah dengan Silo berkapasitas 6.000 ton gabah kering giling,” kata Dwiana.
Bulog Banyuwangi juga memiliki sarana penggilingan hasil gabah petani menjadi beras dengan kapasitas 38 ton per jam. “Direktur dan rombongan setelah melihat dan diberikan penjelasan terhadap alur dan mekanisme pengolahan gabah hasil pembelian dari petani sesuai HPP merasa yakin bahwa Bulog khususnya di Banyuwangi dapat mencapai target penyerapan gabah atau beras serta menjamin harga gabah di petani tidak di bawah HPP pemerintah,” pungkas Dwiana.
