Pengeringan Dam Blambangan Muncar Dipenuhi Warga yang Antusias Berburu Ikan
BANYUWANGI – Suasana Dam Blambangan atau yang dikenal dengan Dam Singir di Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, mendadak ramai pada Minggu (19/10) pagi. Ribuan warga dari berbagai penjuru datang berbondong-bondong untuk menyaksikan proses pengeringan dam yang menjadi ajang tradisi tahunan berburu ikan.
Fenomena ini selalu menjadi magnet bagi masyarakat sekitar. Saat air mulai surut, warga turun langsung ke dasar aliran dam sambil membawa jaring, jala, hingga ember untuk menangkap ikan tawes, wader, mujair, nila, dan beragam ikan sungai lainnya yang bermunculan di genangan air yang menipis.
“Karena mudah ngambilnya, cukup dijaring saja. Kalau beruntung bisa dapat banyak,” ujar Kelvin, warga Srono yang rutin mengikuti kegiatan ini setiap tahun.
Tak hanya warga lokal, banyak pula pengunjung baru yang datang sekadar ingin merasakan euforia tradisi ini. “Saya baru pertama kali ikut, ternyata seramai ini. Seru juga,” kata Andi, remaja asal Cluring yang datang bersama teman-temannya.
Meski terlihat seperti pesta rakyat, pengeringan Dam Singir sejatinya merupakan kegiatan rutin dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi. Agenda ini dilakukan setiap Oktober untuk menjaga fungsi dan kebersihan infrastruktur air tersebut.
Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Joko Setiyono, melalui Petugas Korsda Srono, Arista, menjelaskan bahwa pengeringan dilakukan untuk pengerukan sedimen, pembersihan sampah, dan pengecatan dinding dam.
“Kegiatan ini penting dilakukan setiap tahun agar aliran air tetap bersih dan lancar. Selain itu, dam juga siap menghadapi peningkatan debit air saat musim hujan,” jelas Arista.
Dam Singir sendiri merupakan salah satu infrastruktur vital pengairan di Banyuwangi yang mengairi sekitar 1.523 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Srono dan Muncar.
Dengan suasana penuh keceriaan dan semangat gotong royong, pengeringan dam ini tidak hanya menjadi bentuk perawatan infrastruktur, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan tradisi yang mempererat kebersamaan warga Banyuwangi.












