Kualitas Udara di Kota Palembang Memburuk Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan

Kualitas Udara di Kota Palembang Memburuk Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan

Suara Pecari – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Sumatera Selatan telah memicu kecemasan di kalangan masyarakat, terutama di Kota Palembang. Dampak dari Karhutla ini telah mengakibatkan kualitas udara di Palembang mencapai kategori “tidak sehat,” berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), yang pada Minggu (8/10/2023) pukul 08.00 WIB mencapai angka 245. Kondisi ini telah berdampak buruk pada kesehatan dan kualitas hidup penduduk, bahkan asap Karhutla telah memasuki rumah-rumah mereka.

Rahmad, seorang warga di Jakabaring Selatan, mengungkapkan bahwa ia merasakan bau asap yang sangat pekat di dalam rumahnya. “Hari ini kabut asap semakin pekat, ketika pagi sekitar pukul 06.00 WIB, bau asap sudah terasa. Terutama di ruang tengah rumah, udaranya sudah berbau asap yang biasanya sejuk,” katanya, dikutip dari tvone 8/10/2023.

Ia juga menyatakan kekhawatirannya terkait dampak kualitas udara yang buruk ini terhadap kesehatan masyarakat Palembang, terutama peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). “Kalau ada asap seperti ini, kasus ISPA akan meningkat drastis,” tegas Rahmad.

Sementara itu, Odi Aria, seorang pengendara sepeda motor, juga mengungkapkan kesulitannya saat berkendara di pagi hari akibat kabut asap yang tebal. “Kabut asapnya sangat tebal, itulah mengapa saya harus berhati-hati saat menggunakan kendaraan, takutnya terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Pemerintah daerah diharapkan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengatasi situasi ini dan melindungi kesehatan warga Palembang. Masyarakat juga diminta untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, agar dapat mengurangi risiko dampak buruk dari kabut asap Karhutla.