Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2023: “Fashion on Pedestrian” Mendorong Pertumbuhan Ekosistem Batik Lokal

Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2023 Fashion on Pedestrian

Suara Pecari – Puluhan peraga busana mempesona mengenakan busana batik dengan gerakan yang memikat menghiasi trotoar di depan Banyuwangi Creative Hub yang berlokasi di Terminal Pariwisata Terpadu. Mereka berpartisipasi dalam acara “Fashion on Pedestrian” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pada Jumat sore (20/10).

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengungkapkan, “Event yang sudah berlangsung sejak tahun 2013 ini merupakan cara daerah untuk terus mempertahankan eksistensi khasanah batik Banyuwangi, sambil memperluas jangkauan pasar batik tersebut.”

“Dengan konsistensi pemerintah kabupaten, keterampilan para pengrajin dan penjual kain batik terus berkembang. Tidak hanya itu, desainer busana asal Banyuwangi juga terus muncul. Kami berharap ekosistem seperti ini akan terus tumbuh dan berkembang,” tambahnya.

Setiap tahun, motif batik Banyuwangi selalu menawarkan tema yang segar. Kali ini, motif “Sembruk Cacing” menjadi tema utama BBF.

Puluhan model tampil dengan aneka desain batik bertemakan “Sembruk Cacing,” mulai dari gaya kasual, pesta, hingga busana kerja.

Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi, Firman Sauqi, menjelaskan, “Motif Sembruk Cacing termasuk dalam kategori motif klasik yang mengandung makna kesuburan.”

“Sembruk memiliki makna ‘rumah,’ dan cacing adalah makhluk merayap yang memainkan peran penting dalam mengurai bahan organik menjadi unsur hara di dalam tanah, sehingga membuat tanahnya menjadi subur,” kata Firman.

Selain “Fashion on Pedestrian,” untuk memperkenalkan motif Sembruk Cacing kepada generasi muda, serangkaian acara BBF juga mengadakan lomba desain motif batik. Sebanyak 45 desain motif batik dengan tema Sembruk Cacing telah diciptakan dalam acara ini.

Firman menambahkan, “Kami juga menyelenggarakan lomba mencanting batik bagi pelajar sekolah dasar, sebagai upaya untuk mendidik generasi muda tentang budaya batik.”

Salah satu desainer muda, Andi Dharma (26), mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara fashion seperti ini. Baginya, acara semacam ini memberikan kesempatan bagi desainer muda seperti dirinya untuk mengembangkan keterampilan.

“Acara seperti ini merupakan peluang bagi desainer muda seperti kami untuk menambah pengalaman dengan bertemu dengan para senior yang terus membimbing kami,” ujar Andi.