Kabupaten Banyuwangi Raih Penghargaan dari Pemerintah Pusat atas Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Kabupaten Banyuwangi Raih Penghargaan dari Pemerintah Pusat atas Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Suara Pecari – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2023 senilai Rp 6,71 miliar diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin.

Kinerja luar biasa Banyuwangi terbukti dengan terus menurunnya angka kemiskinan ekstrem dari 3,73 persen pada tahun 2020 menjadi hanya 0,99 persen pada tahun 2022.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, hadir dalam acara penyerahan di Istana Wapres, menyampaikan rasa syukur karena kinerja daerahnya terus diapresiasi positif oleh pemerintah pusat.

Setelah Senin (6/11/2023) kemarin mendapatkan DIFK pengendalian inflasi untuk kedua kalinya, Banyuwangi kembali menerima penghargaan berupa DIFK penghapusan kemiskinan ekstrem senilai Rp 6,71 miliar.

“Ini adalah buah kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Terima kasih kepada seluruh pihak yang gotong royong dan kolaborasi mensukseskan berbagai program penurunan kemiskinan di Banyuwangi. Semoga ini menjadi berkah dan amal untuk kita semua,” ujar Ipuk pada Jumat (10/11/2023).

Pemerintah pusat memberikan total insentif fiskal kemiskinan ekstrem sebesar Rp 750 miliar kepada 125 daerah yang dinilai berhasil dalam pengentasan kemiskinan.

“Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami akan manfaatkan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan dunia usaha. Dana ini akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” tambah Ipuk.

Program-program di Banyuwangi tidak hanya berfokus pada pengentasan kemiskinan, tetapi juga pada peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan warga. Bantuan alat usaha untuk pelaku usaha kecil, seperti program Warung Naik Kelas (WENAK), menjadi salah satu inisiatif yang dijalankan.

Fasilitasi perijinan usaha dan sertifikasi halal, ongkos kirim gratis, dan pendampingan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut meramaikan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kami juga meluncurkan program Jagoan Banyuwangi, sebuah inkubasi bagi anak-anak muda di berbagai sektor bisnis, teknologi digital, dan pertanian. Bagi mereka yang berhasil, kami menyediakan modal ratusan juta rupiah. Semua ini bertujuan untuk menggerakkan dan memberdayakan ekonomi warga kurang mampu,” tambah Yayan, seorang pejabat di Banyuwangi.

Program lainnya yang difokuskan pada memutus transmisi kemiskinan melibatkan penjaminan pendidikan bagi siswa kurang mampu, seperti beasiswa Banyuwangi Cerdas, pemberian uang saku, dan tabungan untuk siswa tidak mampu.

“Dengan memberikan pendidikan dan keterampilan kepada mereka, diharapkan anak-anak ini nantinya dapat mencapai kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.