URL Berhasil Disalin
URL Berhasil Disalin
Pariwisata Banyuwangi Fokus Peningkatan Ekonomi Pariwisata Arus Bawah
Banyuwangi, suarapecari.com – Setelah tingkat hunian hotel dirasa aman dengan okupansi hunian diatas 60 persen, maka pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengambil kebijakan, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), untuk fokus pada konsep pengembangan ekonomi arus bawah, berupa program wisata di desa atau Desa Wisata, Kuliner tematik dan menghidupkan wisata ikonik.Hal tersebut disampaikan oleh kepala Disbudpar Banyuwangi, M.Yanuar Bramuda, kepada awak media saat berada dikantornya, Kamis (7/4/2022).
Yang pertama menurutnya, jika berkaca pada Desa Tamansari yang karena prestasinya berhasil meraih penghargaan desa wisata terbaik di Indonesia, maka sekarang banyak yang berkunjung dan melakukan studi banding disitu, yang menjadikan kas desa akan bertambah sesuai Perdesnya, dan meningkatkan penghasilan bagi warganya.
“Maka saat ini, kita fokus pada program pengembangan pariwisata di Desa-desa dengan menonjolkan Experience atau dengan cara pengunjung berpengalaman datang di desa, dengan cara berkeliling dan berperan langsung melakukan budaya tradisi di desa,” katanya.
Setelah menggali potensi desa, lanjut Bramuda, jika saat ini sejumlah 99 dari 189 desa yang sudah mendapatkan SK Bupati untuk masuk program pengembangan menjadi Desa Wisata, dan nantinya pelaksanaannya secara bertahap melihat scala prioritasnya.
“Jadi kewajiban Pemerintah kabupaten dan asosiasi Pokdarwis untuk membina. Namun untuk keberhasilannya tentu tergantung kepala desa masing-masing, sejauh mana semangatnya untuk membangun Desanya,” jelasnya.
Yang kedua adalah mengembangkan pasar kuliner.”Mengembangkan pasar kuliner di lebih dari 20 desa dengan tema dan ciri khas masakan yang berbeda-beda di setiap desa, ditambahkan dengan banyak bermunculan pasar Ramadhan, sehingga dengan dihidupkan pasar-pasar tematik terjadi perputaran uang di desa,”terangnya.
Dan yang ketiga lanjut Bramuda, menghidupkan wisata yang Ikonik, “Menghidupkan Agro Wisata Tamansuruh (AWT), Thema Park Banyuwangi dan pengembangan Pulau Tabuhan,” ungkapnya.
Khususnya pulau Tabuhan tambah Bramuda, daripada polemik menunggu investor yang belum pasti, Pihaknya segera berinisiatif mengerjakan sendiri.
“Kita kerjakan sendiri seadanya, yang penting ada sesuatu yang berubah dan wisatawan menjadi lebih tertarik, dengan melengkapi sarana ganti baju, membuatkan mushola, spot selfie, di buat warung untuk kuliner, lampu penerangan malam dan sebagainya, yang bisa jadi acuan bagi masyarakat pesisir pantai mulai GWD (Grand Watu Dodol) pantai Bengkak, Bangsring, Kampe untuk mendapatkan manfaat. Hingga di bulan kemarin tingkat kunjungannya bisa mencapai 600 orang lebih wisatawan yang berkunjung,” tuturnya. (Tim)
