Mengintip tradisi unik Tapanrejo “ruwatan bersih deso”

Banyuwangi

Suarapecari.com – Indonesia yang besar dan kaya akan keragaman budayanya, menjadi keunikan tersendiri di mata dunia.keaslian Nusantara ini mencerminkan khasanah kepribadian dan tingkat peradaban yang tinggi dalam bentuk Bhinneka tunggal Ika.

Budaya dan tradisi seiring berjalan berdampingan,menjadi identitas dan ciri khas masing-masing wilayah yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

Tradisi menjadi lekat dengan di bumbui acara ritual dan istimewa di hati masyarakatnya.

Kata “ritual” juga sering dikaitkan dengan istilah “upacara adat, yakni ‘tingkah laku atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan yang tertentu menurut adat atau agama.

Berdasarkan pengertian tersebut, di sini dapat diartikan bahwa “ritual” adalah aktifitas dan ekspresi dari sistem keyakinan sebagai bagian dari tahapan upacara yang bersifat sakral.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, tradisi digolongkan dalam Obyek Pemajuan Kebudayaan “Ritus”, yaitu: tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.

Seperti halnya berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.

Jaminan dalam upaya Pemajuan Kebudayaan sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut meliputi upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan.dengan tujuan untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa,memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa,dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia.

kemungkinan hal inilah yang menjadi pertimbangan para leluhur orang Tapanrejo memiliki dan merawat tradisi desanya agar tetap lestari.

Melalui Sulaiman Kepala Desa Tapanrejo saat di temui awak media pada 6/10/2021. menjelaskan maksud dan tujuan di selenggarakan nya tradisi desa Tapanrejo dengan ruwatan bersih desa yang di adakan di pendopo kantor desanya.

Dia mengatakan””””Ini adalah rangkaian bersih desa Tapanrejo yang di selenggarakan selama dua hari.hari pertama adanya kegiatan khataman Al Qur’an di lanjutkan selamatan dan pengajian umum.sedangkan puncak acara di lakukan pada hari kedua yaitu pas hari Rabu Kliwon pungkasan sebagai bentuk nguri-nguri tradisi yang sudah ada sejak dulu dan di laksanakan Secara turun temurun dengan harapan agar Desa Tapanrejo ini terhindar dari segala bentuk marabahayadi jauhkan dari segala macam wabah penyakit maupun gangguan-ganguan yang lain.

Dipercaya oleh warga dulu di bulan sapar ada musibah besar orang sini menyebutnya dengan pagebluk. dan Alhamdulillah saat hari Rabu Kliwon itu menjadi akhir dari wabah pagebluk di desa kami. sehingga sampai hari ini pun setiap tahunnya di bulan sapar hari Rabu Kliwon pungkasan kami selenggarakan kegiatan ini sebagai acara rutin sebagai warisan budaya leluhur kami.tentunya kita tetap berdoa kepada Tuhan yang maha esa agar wabah pandemi covid 19 ini segera usai dari desa Tapanrejo khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Kebiasaan ini di sebut dengan acara”” bersih Deso ruwatan””. harapan pribadi saya semoga desa Tapanrejo ini semakin berkembang semakin makmur dan masyarakatnya sehat jasmani dan rohaninya tetap tentram keluarga dan lingkungannya serta semakin sejahtera ekonominya.

Di samping itu kebetulan di desa kami ada paguyuban seni wayang kulitmaka kami tidak perlu repot mencari kesenian wayang kulit sebagai budaya asli Nusantara dan biasanya memang di pakai dalam acara ritual ruwatan bersih desa di Tapanrejo ini””””. pungkasnya.