Berita

Mengenal Petilasan Gajah Mada Yang Ramai Pengunjung

Mojokerto, Suarapecari.com – Salah satu situs Petilasan Gajah Mada berada di desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Petilasan tersebut merupakan tempat Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah Tan Amukti Palapa tepatnya pada tahun 1253 saka atau 1331 Masehi. Situs tersebut terlihat di tandai dengan batu. 
Sumpah palapa adalah sumpah yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada berbunyi “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap.”
Artinya, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Sumpah itu diucapkan Gajah Mada saat upacara pengangkatan menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.
Patih Gajah Mada mengucapkan sumpah tersebut di hadapan Ratu Tri Bhuwana Tunggadewi dan menteri-menteri kerajaan. 
Juru kunci petilasan Gajah Mada, Mbah Tuminah (92) mengatakan tempat ini merupakan awal Gajah Mada mulai bertapa. Menurut Mbah Tim sapaan akrabnya, Patih Gajah Mada bertapa selama 10 tahun. 
“Awal masuk daerah Mojopahit untuk bertapa ya disini, sepuluh tahun mbah patih Gajah Mada bertapa di dekat Baru itu, ” ungkap Mbah Tim kepada media ini Rabu (2/3/2022).
Petilasan ini berbentuk Batu dibungkus kain putih dan terdapat Batu di empat penjuru. Dengan perlakuan sama yakni dibungkus dengan kain putih. Menurut Mbah Tum setiap hari ada saja pengunjung yang datang. 
“”Apalagi malam jumat legi pengunjung makin banyak. Mereka yang datang menginginkan Kamulyan. Mulai dari Lurah Bupati Gubernur dan pejabat-pejabat yang menginginkan kepangkatan ujar Mbah Tum. 
Menurut keyakinan Mbah Tum Patih Gajah Mada tidaklah meninggal. Ia hilang dengan raganya. Sewaktu-waktu bisa di panggil dengan berbagai ritual untuk dimintai tolong. 
“”Bisa bertemu mas biasanya menyiapkan Bumbu nginanan kembang telon kembang setaman dan Rokok Jarum super nanti lewat prantara saya bisa bertemu dengan mbah Patih “” tutur Mbah Tum. 
Juru kunci yang pertama bernama Mbah Wiro kemudian digantikan suaminya yang bernama Pak Bari. Mbah Tum merupakan pemegang amanah ketiga dia bertugas merawat dan menjaga situs petilasan Gajah Mada Ini. 
“”Ya saya ditugasi oleh pemerintah Desa untuk menjaga Situs ini mas “” ucapnya. 
Tak Jauh dari petilasan Patih Gajah Mada tepatnya disebelah barat sebrang jalan terdapat situs yang juga dikeramatkan yakni petilasan mbah Liman. Menurut Mbah Tum mbah Liman merupakan Gajah Putih yang menjadi tunggangan Pagih Gajah Mada. 
“”Ya itu mbah Liman katanya mbah-mbah saya dulu adalah Gajah Putih yang sering di tunggangi mbah Patih Gajah Mada. Sebenarnya itu manusia tapi bisa berubah wujud menjadi Gajah “” terangnya. 
Di area petilasan Patih Gajah Mada sudah di bangun tempat bersemedi. Ruangan cukup sempit dengan panjang 2 meter dan lebar 2 meter serta tinggi 15 meter. Di sampingnya terdapat dua kamar mandi. Rupanya pemerintah kabupaten Mojokerto sudah melakukan perbaikan dan melengkapi sarana bagi penziarah. (Alwi)

Exit mobile version