Alasan Kuat Budiman Sudjatmiko Menegaskan Dukungannya untuk Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024
Semarang, Politisi PDI-P yang juga mantan aktivis reformasi, Budiman Sudjatmiko, dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap calon presiden Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 yang akan datang. Dukungan ini datang meskipun Prabowo dan Budiman pernah berada di pihak yang berseberangan selama 25 tahun lamanya.
Budiman Sudjatmiko, dalam penjelasannya, mengungkapkan alasan di balik dukungannya tersebut. Menurutnya, salah satu alasan utama adalah semangat yang dimiliki oleh Prabowo. Budiman merasa bahwa semangat Prabowo sejalan dengan semangatnya sendiri serta semangat para aktivis yang berjuang untuk kedaulatan rakyat Indonesia.
Budiman bahkan mengaku terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam buku Prabowo yang berjudul ‘Paradoks Indonesia’. Hal ini ia sampaikan saat berbicara dalam acara Deklarasi Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marnia Convention Center, Semarang.
“Dulu, terpaksa kita ada di kubu yang berbeda,” kata Budiman, mengingat masa lalu di mana Prabowo menjalankan tugas negara dan Budiman serta rekan-rekannya menjalankan tugas sejarah dengan penuh perjuangan.
Namun, setelah 25 tahun berlalu, Budiman merasa terinspirasi setelah membaca buku ‘Paradoks Indonesia’ yang ditulis oleh Prabowo. Ia melihat bahwa semangat dalam buku tersebut mirip dengan semangat yang dulu ia dan rekan-rekannya bawa saat berjuang untuk kedaulatan rakyat Indonesia.
Budiman melanjutkan, dengan kesamaan semangat ini, saatnya bagi mereka untuk bersatu dan bersama-sama mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk rakyat Indonesia. Menurutnya, tugas sejarah dan tugas negara sekarang harus bersatu demi cita-cita yang lebih besar.
“Kalau saya tidak mencintai isi pikiran itu, berarti saya mengkhianati diri saya sendiri, mengkhianati cita-cita saya sendiri dulu waktu berjuang,” tegas Budiman.
Dukungan terbuka Budiman Sudjatmiko terhadap Prabowo Subianto telah menarik perhatian dan mengubah dinamika politik menjelang Pilpres 2024. Kehadiran budaya rekonsiliasi dan kerjasama antara dua tokoh yang pernah berseberangan di masa lalu menjadi sorotan utama dalam situasi politik saat ini.

