Unjuk Rasa Mahasiswa PMII di Kantor DPRD Jember Berakhir Ricuh, Seorang Mahasiswa Terluka
Suara Pecari – Unjuk rasa yang diselenggarakan oleh mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di depan Kantor DPRD Jember berakhir dalam kerusuhan, dengan salah seorang mahasiswa mengalami luka. Kejadian ini terjadi pada Kamis (14/9/2023).
Mahasiswa yang terluka adalah Nanda Hairurrizal, yang mengatakan, “Saat water cannon polisi disemprotkan ke mahasiswa, situasinya sudah chaos. Saya tidak tahu luka ini karena didorong atau kena lempar.”
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh mahasiswa untuk mempertanyakan pembahasan revisi Perda RT/RW. Mahasiswa menuntut agar revisi Perda RT/RW melibatkan sejumlah elemen masyarakat secara luas, termasuk mahasiswa.
Namun, mahasiswa merasa kecewa karena hanya ditemui oleh anggota DPRD dari satu unsur fraksi saja, yaitu anggota Fraksi PKS, Nurhasan. Padahal, menurut Nanda, semua anggota fraksi seharusnya ada di dalam gedung dewan.
“Karena kita juga pegang jadwal bahwa hari ini ada rapat pembahasan peraturan daerah. Karena membahas peraturan daerah, pastinya semua anggota fraksi ada di dalam. Karena itulah kami merasa dikibuli,” jelasnya.
Kekecewaan ini membuat mahasiswa mencoba masuk ke dalam gedung dewan. Aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan polisi yang berjaga pun tak terhindarkan.
Nanda menjelaskan, “Kita sebenarnya ingin masuk halaman di depan pintu DPRD, bukan di halaman luar pagar seperti saat masih melakukan unjuk rasa. Tujuannya adalah agar anggota fraksi lain yang masih di dalam mau menemui kami. Namun, upaya kami tertahan oleh barikade pengamanan polisi. Saat itulah terjadi kerusuhan.”
“Kericuhan memuncak setelah water cannon disemprotkan ke massa aksi,” tambahnya.
Nanda kemudian terjatuh dan mengalami luka di pipi selama kericuhan tersebut. Dia akhirnya ditarik dan diselamatkan oleh teman-temannya.
Kapolres Jember, AKBP M Nurhidayat, juga turun ke lokasi untuk meredam situasi. Dia mengimbau mahasiswa agar tidak terprovokasi hingga melakukan tindakan anarkis.
“Kami tidak ingin terjadi benturan, karena memang masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya. Tapi kami juga ingin agar aksi berjalan aman dan kondusif,” ungkapnya.
Akhirnya, dua anggota DPRD Jember, yaitu Sunardi dari Fraksi Gerindra dan M Nurhasan dari PKS, bertemu dengan para mahasiswa. Di hadapan kedua legislator tersebut, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan terkait revisi Perda RT/RW.

