Pemerintah Dorong Pemanfaatan Teknologi 5G Setelah Penyelesaian Analog Switch Off (ASO)
Suara Pecari, Jakarta – Pemerintah Indonesia siap mendorong penggunaan teknologi jaringan 5G secara lebih signifikan setelah menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO). Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa Kementerian Kominfo telah melakukan optimalisasi penggunaan sumber daya spektrum frekuensi radio dan memperluas jaringan 5G di berbagai lokasi di Indonesia.
“Saat ini, kami telah menyelesaikan program Analog Switch Off (ASO), sehingga spektrum frekuensi 700 MHz (low band) yang dapat digunakan untuk 5G sudah tersedia dan dapat dilelang. Hal yang sama juga berlaku untuk spektrum 26 GHz (mid band) atau millimeter wave spectrum,” kata Menteri Budi Arie Setiadi dalam The 2nd MASTEL’s 5G Summit – Acceleration of 5G Network and AI Towards Indonesia as Digital Economy Country di Jakarta Selatan pada Kamis (21/09/2023).
Pemerintah akan terus mempercepat implementasi teknologi 5G dengan menyediakan dan menyebarkan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir. Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya memberikan spektrum frekuensi ini kepada operator seluler dalam waktu yang secepat mungkin, dengan mempertimbangkan aspek bisnis.
Saat ini, sudah ada 49 kota di Indonesia yang dilengkapi dengan layanan komersial 5G. Pengembangan jaringan 5G juga terus dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas dan berbagai acara internasional, termasuk KTT ke-43 ASEAN yang baru saja berlangsung.
Menteri Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi 5G akan meningkatkan kecepatan internet hingga 3 hingga 4 kali lipat dibandingkan dengan teknologi 4G saat ini, dengan latensi yang rendah. Selain itu, teknologi 5G juga akan mendukung berbagai aplikasi seperti mobile broadband, Ultra Reliable & Low Latency, dan Massive Machine-Type Communication.
Hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Qualcomm, dan XL pada tahun 2020 memproyeksikan bahwa teknologi 5G dapat berkontribusi sebesar Rp 2.802 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030.
Namun, Menteri Budi Arie Setiadi juga mengakui adanya tantangan dalam mempersiapkan regulasi, izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung implementasi 5G di Indonesia. Pemerintah terbuka untuk menerima masukan tentang insentif yang dapat diberikan kepada penyelenggara telekomunikasi untuk mendukung model bisnis yang berkelanjutan.
Menteri Budi Arie Setiadi juga mengingatkan tentang keberadaan website 5gnow.id yang menampilkan berbagai contoh penggunaan teknologi 5G di Indonesia, seperti smart manufacturing dan smart cities, dengan harapan dapat mendorong pengembangan teknologi digital 5G di Indonesia.

