Kasus Pengeroyokan Siswa di SMPN 2 Glagah, Permasalahan Bullying Terjadi lagi di Dunia Pendidikan Banyuwangi

Kasus Pengeroyokan Siswa di SMPN 2 Glagah

Suara Pecari – Masih segar dalam ingatan permasalahan bullying yang berujung pada kekerasan fisik di lingkungan pendidikan di SMPN 4 Banyuwangi, kini muncul lagi kasus yang serupa, hanya berbeda sekolah. Kali ini, siswa SMPN 2 Glagah Banyuwangi yang baru duduk di kelas 7 menjadi korban pengeroyokan oleh kakak kelasnya, mengalami memar dan bengkak di kepala bagian belakang. Kejadian tersebut mengharuskannya dirujuk ke Rumah Sakit dan telah dilaporkan ke Polsek Glagah Banyuwangi.

Peristiwa tragis ini bermula saat korban, yang berinisial MRS, tiba di sekolah pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, sekitar pukul 07.00. Tiba-tiba, dia diserang oleh beberapa siswa di lingkungan sekolah tersebut, mengakibatkan luka-luka memar di kepala bagian belakang dan rahang.

MRS menjelaskan, “Awalnya saya sedang piket membersihkan kelas ketika salah satu teman bernama DS, yang kemudian menjadi pelaku pengeroyokan, mendatangi saya dan menuduh saya menantangnya. Kemudian, DS keluar dari kelas dan kembali dengan beberapa temannya, lalu menyerang saya di halaman belakang sekolah. Setelah insiden itu, saya segera melaporkan pengeroyokan ini kepada wali kelas. DS dan temannya kemudian dipanggil oleh wali kelas, namun saya tidak mengetahui sanksi yang mereka terima,” terangnya

Orang tua korban, Iklim Bainis Silvi, mengungkapkan keprihatinannya terkait perubahan perilaku anaknya setelah pengeroyokan. “Anak saya setelah kejadian itu terlihat berbeda, dia tampak tidak seperti biasanya. Dia menolak untuk pergi sekolah, dan setiap pagi dia selalu bertanya kepada saya apakah dia harus sekolah. Saya menduga dia mengalami trauma. Namun, saya berusaha membujuknya agar tetap pergi sekolah,” ungkapnya.

Saat menjemput anaknya pulang sekolah, teman sekelasnya memberitahu bahwa MRS telah terlibat dalam perkelahian dan dikeroyok oleh enam siswa yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. Melihat kondisi anaknya yang sering mengeluh sakit kepala dan tampak ketakutan untuk berangkat ke sekolah, Iklim Bainis Silvi dan suaminya memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke Polisi.

Iklim Bainis Silvi menyatakan, “Setelah saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Glagah, anak saya menjalani pemeriksaan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan. Sekarang, kita tinggal menunggu hasil pemeriksaan. Informasi dari RSUD mengatakan bahwa hasil visum akan dikirimkan langsung ke Polsek.”

Kasus ini menjadi perhatian serius mengingat kasus bullying yang berujung pada kekerasan fisik di lingkungan pendidikan yang terulang di Banyuwangi, belum lama ini kejadian serupa terjadi di SMPN 4 Banyuwangi. Pihak berwenang diharapkan akan mengambil tindakan yang tegas untuk mengatasi permasalahan ini dan melindungi siswa dari tindakan bullying yang berujung pada kekerasan fisik dan menimbulkan trauma pada korban.